New York (ANTARA News) - Pesawat bertenaga surya pada Kamis mendarat di kota New York (NY) setelah melintasi Amerika Serikat (AS) dalam misinya mengelilingi dunia, demikian ungkap tim proyek tersebut.
Sebelum mendarat, pesawat itu terbang memutari Patung Liberty, tambahnya.
Pesawat uji coba berukuran ramping dan berawak satu penumpang itu dinamakan Solar Impulse 2, tiba di Bandara Internasional John F. Kennedy di kota New York pada pukul 4 pagi waktu lokal.
Sebelumnya, pesawat itu lepas landas selama lima jam dari Bandara Internasional Lehigh Valley Pennsylvania, terang laporan tim melalui laman pesawat tersebut.
"Sungguh menyenangkan dapat mendarat di #NY! untuk ke-14 kalinya demi merayakan visi hidup yang berkelanjutan," terang salah satu perancang proyek itu, Andre Borschberg melalui akun media sosial Twitter setelah pesawat itu terbang melintasi kota dan Patung Liberty selama 14 kali misi terbang keliling dunia.
Tim program yang berasal dari Swiss itu menerbangkan pesawat bertenaga surya demi mendukung teknologi energi bersih.
Pesawat yang memulai penerbangannya pada Maret 2015 itu diharapkan mampu menyelesaikan misi keliling dunianya di Abu Dhabi.
Kecepatan terbang pesawat, seperti halnya mobil bertenaga surya, membutuhkan seorang pengemudi yang telah menjalani pelatihan meditasi dan hipnosis guna tetap fokus pada waktu yang lama.
Borschberg menerbangkan pesawat itu bergantian dengan rekan pilotnya, Bertrand Piccard dalam mengawasi tiap tahap yang diharapkan sebagai penerbangan bertenaga surya pertama yang mampu mengelilingi dunia.
Piccard mendarat di San Fransisco, AS pada 24 April menyelesaikan penerbangan lintas Samudra Pasifik yang dimulai dari Hawaii, dan menghabiskan waktu selama tiga hari.
Penerbangan itu menjalani lebih dari tiga kali waktu yang ditempuh Amelia Earhart selama 18 jam dalam misi terbang tunggal dari Hawaii ke California pada tahun 1930-an.
Solar Impulse 2 yang digerakkan oleh baling-baling, terbang tanpa bahan bakar minyak, dan empat mesinnya ditenagai oleh 17 ribu sel surya yang ditempatkan di sayap pesawat.
Energi tambahan disimpan di empat baterai selama siang hari guna menjaga pesawat tetap di atas ketinggian sepanjang penerbangan jarak jauh yang ekstrim.
Pesawat berbahan fiber karbon, dengan lebar sayap melebihi ukuran Boeing 747 dan berbobot mobil keluarga dinilai tidak dapat mencetak catatan kecepatan atau ketinggian yang diharapkan.
Namun, pesawat itu mampu terbang setinggi 28 ribu kaki atau 8.500 meter dan menempuh kecepatan 34 sampai 62 mph atau 55 sampai 100 kph.
Versi terdahulu pesawat yang ditujukan untuk mengelilingi dunia sempat dibuat sebelumnya.
Kedua perintis tersebut menyelesaikan banyak program penerbangan melintasi AS dengan versi awal pesawat bertenaga surya itu pada 2013, demikian Reuters.
(U.u. KR-GNT)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016