Banjarmasin (ANTARA News) - Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik Kalimantan Selatan tidak membatasi pembelian daging impor bagi masyarakat maupun usaha mikro, kecil, dan menengah karena stok daging murah tersebut cukup banyak.
Kepala Bulog Divisi Regional Kalimantan Selatan Alwi Umri di Banjarmasin, Jumat mengatakan tujuan dilaksanakannya operasi pasar daging impor untuk menjaga kestabilan harga daging menjadi Rp80 ribu per kilogram.
"Dengan demikian tidak ada pembatasan pembelian selama persediaan daging cukup," katanya.
Sejak awal Ramadhan, Bulog telah mulai melaksanakan operasi pasar daging murah di beberapa titik di Kota Banjarmasin.
Menurut Alwi, penjualan harga daging impor tersebut, sebagai salah satu upaya pemerintah untuk menurunkan harga daging sapi dari Rp125 ribu menjadi Rp80 ribu per kilogram.
Selama Ramadan dan Lebaran Bulog Kalsel bakal mendistribusikan daging impor sebanyak 95 ton.
"Tahap pertama, Kalsel mendapatkan jatah operasi pasar daging sebanyak 95 ton yang akan datang secara bertahap, dan bila kurang bisa ditambah kembali," katanya.
Salah seorang warga Muzakir mengaku sangat bersukur dengan adanya operasi pasar daging, karena sangat membantu masyarakat untuk mendapatkan daging lebih murah.
Pedagang daging di Pasar Kalindo Ani mengungkapkan, operasi pasar daging yang dilakukan oleh Bulog tidak akan mengganggu omset penjualannya.
Menurut dia, para pedagang biasanya telah memiliki pelanggan tetap, selain itu para pedang pentol atau pengusaha makanan, akan memilih daging segar dibanding daging beku.
"Daging yang dijual dalam operasi pasar kan sudah daging lama, banyak pelanggan memilih daging segar, walaupun harganya malah, jadi tidak akan merugikan," katanya.
Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kota Banjarmasin, Doyo Pundjadi barharap, Bulog bisa melibatkan para pedagang daging untuk pendistribusian daging murah tersebut, sehingga tidak merugikan pedagang.
"Biar tidak merugikan para pedagang yang biasanya dengan modal pas-pasan, sebaiknya Bulog bisa melibatkan para pedagang, untuk penjualan daging murah tersebut," katanya.
Pada hari biasa kebutuhan daging sapi di Kalsel terbilang rendah, menurut data Dinas Peternakan Kalsel kebutuhan masyarakat akan daging sapi per hari hanya 95-100 ekor perhari.
Hal ini dikarenakan mayoritas masyarakat Kalsel atau antara 60-70 persen warga Kalsel gemar makan daging ayam ketimbang daging sapi.
Sementara, kebutuhan daging ayam Kalsel per hari sebanyak 50.000 ekor dengan produksi ayam ras Kalsel mencapai 60.000-70.000 ekor, sehingga kelebihan produksi ternak ayam dipasok ke provinsi tetangga Kalteng dan Kaltim. Kabupaten Barito Kuala, Tanah Laut dan Tanah Bumbu merupakan sentra produksi sapi di Kalsel.
Selama ini selain diambil dari peternak lokal, pasokan sapi Kalsel berasal dari Nusa Tenggara Barat (NTB), Madura, Jawa Timur, Sulawesi, dan Bali.
Pewarta: Ulul M
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016