Malang (ANTARA News) - Empat orang mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (UB) Malang, menemukan bahan pangan yang berpotensi sebagai sumber protein masa depan yang berbahan baku perpaduan antara mikroalga Nannochloropsis sp dengan limbah tahu.
"Bahan pangan tinggi protein yang berpotensi menjadi sumber protein masa depan bagi hidup manusia ini kami beri nama Nanno Healthy Powder. Temuan ini merupakn sebuah produk suplemen bubuk yang berasal dari mikroalga Nannocloropsis sp dengan kandungan protein sebesar 52,11 persen, karbohidrat 16 persen, lemak 27,64 persen, dan klorofil 0,89 persen," kata Ketua Tim Penemuan Nanno Healthy Powder tersebut, Ahfad Ulfa di Malang, Jawa Timur, Jumat.
Tim penemu bahan pangan yang diklaim tinggi protein itu, selain Ahfad Ulfa, juga ada Dini N, Galuh Aulia, dan Olivia Dirga.
Inovasi produksi bahan pangan tinggi protein ini melalui peningkatan nutrisi pertumbuhan alga Nannochloropsis sp dengan penambahan limbah cair tahu. "Melimpahnya limbah cair tahu yang tidak termanfaatkan menjadi latar belakang kami membuat produk ini, padahal berdasarkan uji laboratorium, masih banyak terdapat kandungan nutrisi pada limbah itu," papar Ulfa.
Ia mengemukakan beberapa zat penting yang terkadung dalam limbah tahu di antaranya adalah ammonium, fosfat dan nitrat. Biasanya limbah tahu ini dibuang begitu saja oleh para produsen tahu karena baunya yang cukup menyengat.
"Berdasar penelitian yang kami lakukan sejak Februari 2016, microalga yang telah mendapatkan tambah limbah tahu akan meningkat jumlah selnya. Dengan demikian, tentu saja kandungan nutrisinya juga akan meningkat. Jadi proses produksi akan lebih efisien," urainya.
Hasil produksi microalga Nannochloropsis sp dengan penambahan limbah tahu inilah yang kemudian akan diproses lebih lanjut dengan teknologi nanno untuk diolah menjadi suplemen kesehatan yang berguna bagi manusia.
Kandungan nutrisi terbesar dalam Nannochloropsis sp adalah protein, sehingga produk Nanno Healthy sangat berpotensi sebagai sumber protein masa depan bagi kebutuhan hidup manusia. "Berdasarkan uji laboratorium, kandungan protein alga lebih tinggi dibandingan hewan dan tumbuhan," ucapnya.
Selain itu, berbeda dengan protein yang bersumber dari flora fauna, Nanno Healthy ini dapat diproduksi kapanpun, tanpa bergantung pada iklim, musim, maupun cuaca. Karena diproduksi menggunakan limbah, tentu harganya relatif lebih murah.
"Proyek ini bertujuan bagi kelestarian lingkungan karena bertujuan mengurangi polusi sungai dan udara. Salah satu keunggulan lain Nanno Healty Powder adalah dapat dikonsumsi sebagai sumber protein dalam pembuatan sumplemen atau ditambahkan dalam berbagai bahan pangan bagi vegetarian," katanya.
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016