Djakarta, 10 Djuni 1952 (Antara) - Satu kopi film Indonesia "Si Pintjang" kini sedang dalam perdjalanan ke Praha (Tjekoslowakia) untuk disertakan dalam Pekan Film International (International Film Festival) jang hendak dilangsungkan disana dalam minggu terachir bulan Djuni disana.
Bagi Indonesia pengiriman film tjeritera Indonesia "Si Pintjang" kesesuatu Film Festival International di luar negeri adalah untuk pertama kalinja, dikirimkan oleh P.F.N. (Perusahaan Film Negara), pembuatnja, atas undangan Praha.
Sebagai diketahui, "Si Pintjang" adalah sebuah film tjeritera jang menggambarkan dunia anak2 terlantar dan usaha2 untuk menampung dan mendidiknja, berdasarkan keadaan dan pengalaman jang njata dalam masjarakat Indonesia dari saat petjahnja revolusi 1945 hingga kedaulatan Indonesia.
Pengarang tjeritera "Si Pintjang" adalah Kotot sukardi, seorang pendidik jang tidak asing bagi masjarakat Indonesia, dan pengarang itu sendiri pula jang pimpin djalanja tjeritera dalam film tersebut.
Sebagai diketahui, Kotot Sukardi adalah penjelenggara dan pemimpin Barisan "P" jang terkenal di Jogja masa itu (Barisan "P" adalah Barisan "Pengharapan" jaitu jang terdiri dari kaum terlantar dari berbagai matjam tjorak jang dapat diselenggarakan oleh Kotot Sukardi dimasa itu. Dan berdasarkan pengalaman inilah tjeritera disusun oleh Kotot Sukardi dan sebagian besar dari pemain anak2 dalam film tersebut terdiri dari anak2 dari Barisan "P" itu sendiri, djadi djuga pernah benar2 berpengalaman sebagai pengemis, tukang tjopas dlsb seperti djang djuga dilukiskan dalam tjeritera film "Si Pintjang" itu.
Oleh banjak kalangan di Djakarta film Si Pintjang dianggap salah satu film terbaik diantara film2 Indonesia jang pernah dipertandingkan, suatu film jang realistis dan jang mempunjai tjorak lain daripada film2 Indonesia lainja jang pernah dihidangkan kepada masjarakat Indonesia.
"Si Pintjang" jang dibikin dalam tahun 1950 dapat selesai dalam 2 bulan dan ongkos pembikinannja ada Rp250.000,-
Sumber : Pusat Data dan Riset ANTARA //pdra.antaranews.com/Twitter : @perpusANTARA
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016