Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk (BRI) memastikan akan menaikkan target pertumbuhan kredit dari 15 persen menjadi 16 persen pada tahun ini melalui revisi Rencana Bisnis Bank (RBB) yang akan diserahkan ke Otoritas Jasa Keuangan, Juni 2016 ini.
"Untuk capai target laba tahu ini, kita naikkan (target pertumbuhan) kredit satu persen," kata Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo di Jakarta, Kamis.
Dengan dinaikkannya proyeksi pertumbuhan kredit itu, emiten bersandi BBRI ini juga akan menambah daya simpanannya untuk menjaga likuiditas, agar tetap mampu ekspansi kredit.
Haru mengatakan, surat utang atau obligasi Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) perseroan kemungkinan juga akan diterbitkan pada semester II 2016, karena pendanaan dari Dana Pihak Ketiga saja tidak akan cukup.
Bahkan, BRI juga memiliki opsi untuk menerbitkan sertifikat deposito (negoitable certificate deposit/NCD) pada semester II mendatang.
Namun, rencana tersebut, kata Haru, masih menunggu keberlanjutan rencana pengampunan pajak (tax amnesty) oleh pemerintah, yang akan memicu dana repatriasi ke domestik.
"Itu rencananya tax amnesty ya," ujarnya.
Merujuk pada kinerja BRI di triwulan I 2016, pendapatan bunga memang menopang hingga 80 persen pendapatan perseroan yang tumbuh 11,4 persen menjadi Rp 25,75 triliun.
Perolehan bunga menyumbang lebih dari 80 persen sebesar Rp 21,84 triliun, sedangkan pendapatan nonbunga sebesar Rp 3,91 triliun.
Adapun saluran kredit BRI pada triwulan I 2016 tampak tidak terpengaruh berarti oleh masih lesunya ekonomi domestik. Penyaluran kredit BRI sepanjang triwulan I 2016 mencapai Rp 561,11 triliun atau tumbuh 18,65 persen.
Pendapatan itu membuat laba Bank BRI triwulan I 2016 tumbuh Rp35 miliar, menjadi Rp6,14 triliun.
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016