Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Kamis pagi menguat 57 poin menjadi Rp13.212 per dolar AS.

Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan harga minyak mentah dunia yang kembali naik menjadi salah satu faktor penopang rupiah.

Harga minyak mentah jenis WTI Crude pagi ini naik 0,66 persen menjadi 51,57 dolar AS per barel dan Brent Crude di posisi 52,74 dolar AS per barel, menguat 0,44 persen.

Ia menjelaskan pula bahwa ruang penguatan nilai tukar rupiah masih tersedia dengan adanya sentimen positif dari dalam negeri. Naiknya Indeks Keyakinan Konsumen pada Mei 2016 membuka peluang pertumbuhan ekonomi yang lebih baik pada kuartal II 2016.

Selain itu, lanjut dia, pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara-Perubahan (APBNP) yang cukup lancar antara Pemerintah dan DPR turut mengangkat optimisme penyelesaian kebijakan mengenai pengampunan pajak dapat berjalan lancar.

Di sisi lain, ia mengatakan, pelemahan berbagai data ekonomi Amerika Serikat yang secara umum masih belum baik menambah tekanan pada nilai tukar dolar AS terhadap mayoritas mata uang utama dunia.

Analis Platon Niaga Berjangka Lukman Leong mengatakan secara umum, sentimen positif masih menyelimuti rupiah mengingat fundamental ekonomi di dalam negeri cenderung membaik di tengah gejolak ekonomi global.

"DPR dan pemerintah yang sepakat pertumbuhan ekonomi tahun 2016 ini sebesar 5,2 persen juga cukup dinilai realistis oleh pelaku pasar," katanya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016