Semarang (ANTARA News) - Rob, limpasan air laut pasang ke darat yang menggenangi ruas jalan protokol di kawasan Kaligawe Semarang, Rabu sore, memacetkan arus lalu lintas karena tingginya luapan rob.
Pantauan Antara di lapangan, rob menggenangi ruas Jalan Kaligawe yang menjadi akses masuk dan keluar kendaraan dari arah Semarang-Demak dengan ketinggian bervariasi, paling tinggi 50-60 centimeter.
Genangan rob yang cukup tinggi menyebabkan sebagian besar pengemudi kendaraan, terutama sepeda motor memilih berputar arah, sementara beberapa pengendara nekat menerjang genangan rob.
Beberapa pengendara berhasil menerobos genangan rob dengan lancar, terutama mobil, namun banyak di antaranya yang kendaraannya mogok karena tidak kuat menerjang ketinggian genangan rob.
Di sekitar perlintasan kereta api (KA) Kaligawe Semarang, anak-anak muda dari kawasan sekitar tampak memanfaatkan kesempatan menjadi pendorong mobil dan motor mogok, maupun tukang servis "dadakan".
Banyaknya kendaraan yang berputar arah dan melaju pelan menyebabkan arus lalu lintas di kawasan itu macet, mulai perlintasan KA Kaligawe hingga sebelum jembatan tol di kawasan itu.
Pertokoan dan warung-warung makan di kawasan itu yang biasanya ramai terlihat tutup karena jarang kendaraan yang lewat, di samping karena tingginya rob yang menggenang di depan pertokoan mereka.
Fidya, pengendara motor yang terjebak rob mengaku nekat menerjang tingginya genangan karena ingin segera kembali ke indekostnya meski akhirnya sepeda motornya mogok tak kuat menerjang rob.
"Tadi (8/6) siang, saya juga lewat sini (Kaligawe, red.) dan (rob, red.) tidak separah ini. Ini sore saya balik dari Kota Lama sudah tinggi sekali airnya. Ya, nekat saja menerjang rob," katanya.
Selain menggenang jalan protokol, rob menggenangi pula kawasan permukiman di sekitar Kaligawe, seperti Tambakrejo yang beberapa rumah di perkampungan itu tergenang rob setinggi antara 20-40 cm.
"Kampung ini sudah ditinggikan beberapa kali. Namun, tetap saja tergenang rob. Apalagi, kawasan tambak yang ada di dekat laut diuruk. Air (rob, red.) lari ke sini," kata Muis (38), warga Tambakrejo.
Senada dengan itu, Anang (42), warga Tambakrejo lainnya mengatakan rob mulai menggenangi perkampungan itu pada 2000, namun genangan rob paling parah kira-kira terjadi mulai tahun 2012.
"Ada sembilan rukun warga (RW) di Tambakrejo ini. Semuanya terdampak (rob, red.). Bisa dilihat sendiri, rumah-rumah sampai kalah tingginya sama jalan. Tadi (8/6) siang, air lebih tinggi," pungkasnya.
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016