Kita tidak usah khawatir karena memang daerah kita ini kan banyak sapinya ..."
Kupang (ANTARA News) - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Frans Lebu Raya memastikan provinsinya yang berbasis kepulauan itu dapat mempertahankan harga daging sapi berkisar Rp80.000 hingga Rp85.000 per kilogram (kg) sesuai harapan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Kita bisa kok mempertahankan harga daging sapi ini di daerah ini sampai pada hari raya Idul Fitri, dan itu saya yakin," katanya kepada wartawan saat memantau harga bahan pokok di Pasar Oeba Kota Kupang, Rabu.
Ia mengatakan, pemerintah provinsi akan berusaha mempertahankan kestabilan harga, seperti yang terjadi pada saat dirinya bersama Wali Kota Kupang Jonas Salean serta Tim Pengendali Inflasi Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur memantau kebutuhan pokok di pasar tersebut.
Frans optimistis atas usaha itu karena NTT saat ini memiliki sapi yang banyak sehingga jika mengalami kekurangan daging sapi, maka suplainya akan ditingkatkan.
"Kita tidak usah khawatir karena memang daerah kita ini kan banyak sapinya, bahkan dikirim ke daerah lain," ujarnya.
Ia mengatakan, secara keseluruhan harga kebutuhan pokok, baik itu daging sapi, bawang merah, maupun gula pasir, mengalami penurunan.
Selain itu, menurut dia, harga beras juga seperti yang ditanyakannya kepada sejumlah pedagang juga turun.
Namun, ia mengemukakan, harga daging ayam mengalami kenaikan akibat pasokan kebutuhan ayam semakin berkurang. Para penyalur ayam mengalami penurunan stok.
"Secara umum harga kebutuhan pokok di daerah ini masih stabil saja," katanya.
Orang nomor satu di NTT itu juga mengatakan, terkait dengan sanksi yang diberikan kepada mereka yang menaikan harga, maka tidak ada sanksi khusus yang akan diberikan.
"Tidak ada sanksi bagi pedagang atau pelaku yang menaikkan harga kebutuhan pokok secara sepihak. Ini kan hukum pasar yang berlaku. Tetapi, kita mengharapkan agar para pedagang tidak perlu bermain curang soal harga kebutuhan pokok," ujarnya.
Ia mengatakan, saat Idul Fitri memang permintaan masyarakat terhadap kebutuhan pokok meningkat disertai dengan harga juga naik.
"Tetapi, kalau bisa naiknya jangan sampai mencekik, biar orang yang merayakan hari raya dengan keadaan yang tenang. Ya hitung-hitung beramallah dari para pedagang, itu kan pahala," demikian Frans Lebu Raya.
Pewarta: Oleh Kornelis Kaha
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016