Jakarta (ANTARA News) - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu dibuka melemah 5,89 poin di tengah posisi pelaku pasar asing yang mengurangi aksi beli.
IHSG turun 5,89 poin atau 0,12 persen menjadi 4.928,09. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak melemah 1,45 poin (0,17 persen) menjadi 847,48.
"Pemodal asing yang mulai berada dalam posisi wait and see dan cenderung mengurangi aksi beli menjadi salah satu sentimen yang menahan laju rupiah untuk bergerak di area positif," kata Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo di Jakarta.
Menurut dia, minimnya sentimen positif dari bursa global menjadi salah satu faktor yang menahan aksi beli saham, kondisi itu bakal membuat IHSG sulit untuk bergerak naik menuju level psikologis ke 5.000 poin.
Ia menambahkan, kenaikan saham-saham di dalam negeri dalam dua pekan terakhir ini juga memicu terjadinya aksi ambil untung. Dengan demikian, pemodal sebaiknya berhati-hati dalam melakukan transaksi.
"IHSG pada hari ini diperkirakan bergerak di kisaran 4.905-4.965 poin. Secara teknikal, jika indeks ditutup di bawah level 4.905 poin maka tren naik indeks akan berakhir," katanya.
Sementara itu, Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya mengatakan, harga minyak mentah dunia yang masih berada di area positif diharapkan dapat menjadi sentimen positif bagi indeks BEI sehingga tekanannya tidak terlalu dalam.
"Diharapkan, dengan menguatnya harga minyak mentah dunia itu menjaga saham-saham sektor energi di dalam negeri," katanya.
Harga minyak mentah jenis WTI Crude pada Rabu pagi berada di level 50,43 dolar AS per barel, naik 0,14 persen. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude di posisi 51,45 dolar AS per barel, menguat 0,02 persen.
Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng melemah 101,68 poin (0,48 persen) ke level 21.226,56, indeks Nikkei turun 53,33 poin (0,32 persen) ke level 16.618,21, dan Straits Times menguat 2,30 poin (0,07 persen) ke posisi 2.849,88.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016