"Beberapa anak pun terpaksa ditangkap untuk kemudian dibina dan diserahkan kepada orang tuanya agar tidak mengulang lagi perbuatannya menyalakan petasan," kata Kepala Polsek Garut Kota Kompol A Kustia.
Ia menuturkan masyararakat yang bermain petasan itu telah menimbulkan keresahan masyarakat terutama pengguna jalan raya yang seringkali kaget ketika petasan meledak.
Menurut dia, jika aktivitas masyarakat itu dibiarkan khawatir memicu emosi masyarakat dan menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas.
"Seringkali anak-anak melemparkan petasannya ke jalan terutama ke perempuan, kalau dibiarkan ini bisa membahayakan pengendara," kata Kustia.
Ia mengatakan selama memasuki Ramadhan jajarannya meningkatkan patroli dan razia menertibkan pedagang maupun masyarakat yang menyalakan petasan.
Kustia menyampaikan patroli petasan lebih ditingkatkan pada waktu sholat wajib dan taraweh.
"Kami menurunkan dua mobil patroli, sengaja dilakukan agar jamaah saat sholat taraweh tenang tanpa ada gangguan suara petasan atau knalpot bising," katanya.
Ia menambahkan patroli rutin itu sebagai kepedulian polisi menjaga ketertiban dan kenyamanan masyarakat, terutama umat yang menjalankan berbagai kegiatan ibadah saat bulan Ramadhan.
"Kami siap memberikan pelayanan untuk kenyamanan masyarakat saat bulan puasa ini," katanya.
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016