Surabaya (ANTARA News) - Sebanyak 24 lulusan SMA/SMK yang miskin di Surabaya mengikuti beasiswa pelatihan penerbangan yang diselenggarakan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Sosial (Dinsos) bekerja sama dengan Garuda Maintenance Facility (GMF) Aero Asia.
"Dari 700 lulusan SMA/SMK yang mendaftar, 24 siswa berhasil memenuhi persyaratan. Saat ini mereka dibekali Test of English for International Communication (TOEIC) selama tiga minggu," kata Kepala Dinsos Surabaya, Drs Supomo, MM di Surabaya, Selasa.
Di sela pelatihan TOEIC untuk calon taruna penerima beasiswa GMF di Universitas Dr Soetomo (Unitomo) Surabaya itu, ia mengatakan mereka akan mendapatkan beasiswa penerbangan bidang teknisi (maintenance).
"Sebelum mereka bekerja ke GMF, mereka terlebih dahulu dibekali keterampilan, salah satunya Bahasa Inggris, dengan materi presentasi, struktural, membaca, mendengarkan, dan lainnya," kata dia.
Menurut dia, data lulusan SMA/SMK yang tidak mampu itu didapat dari Dinas Pendidikan (Disdik) Surabaya, kemudian disaring hingga menjadi 24 orang.
"Mereka juga harus memenuhi persyaratan dengan nilai rata-rata Ujian Nasional (UN) di atas 7, dengan ketentuan bahasa Inggris, matematika, dan fisika di atas 7," terangnya.
Selain syarat akademis, ia menambahkan calon penerima beasiswa GMF Aero Asia harus memenuhi kriteria fisik bertinggi badan minimal 165 cm untuk pria, dan minimal 160 cm untuk wanita. Peserta harus dinyatakan sehat jasmani, tidak buta warna dan tidak berkacamata.
"Kami juga telah melakukan survei mereka dengan mendatangi satu per satu kediamannya, sehingga beasiswa penerbangan ini dinilai telah tepat sasaran," tuturnya.
Ketua Program Unitomo Language and Culture Center (ULCC) Budiati menambahkan peserta beasiswa GMF akan menerima materi membaca, struktural, mendengarkan hingga berbicara di depan umum.
"TOEIC dipilih karena lebih sederhana, jika dibandingkan dengan Test Of English as a Foreign Language (TOEFL)," terangnya.
Salah satu peserta beasiswa GMF, Deo Christian Setyawan Pudjianto menuturkan jika selama pelatihan, ia tidak dipungut biaya sepeser pun dari Dinsos maupun instansi lainnya.
"Tidak dipungut biaya apapun, hanya membawa berkas-berkas, yaitu Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM), KTP, Surat kesehatan, foto, Kartu Keluarga (KK), Surat Keterangan Lulus (SKL)," tandasnya.
Pewarta: Indra Setiawan dan Laily Widya
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016