Jakarta (ANTARA News) - Daftar petinju profesional Indonesia yang tewas setelah bertanding semakin panjang menyusul tewasnya petinju Anis Dwi Mulya asal Sasana Amphibi Marinir Sidoarjo di RS UKI Jakarta, Selasa.
Nyawa Anis, petinju asal Mojokerto berusia 27 tahun itu tidak tertolong dan meninggal dunia Selasa sekitar pukul 11.45 WIB setelah menjalani operasi akibat pendarahan otak usai pertarungan di Gelar Tinju Indosiar kelas ringan junior (58,9kg) menghadapi Irvan Bone dari Sasana JK BC Jakarta di Jakarta Kamis malam.
Dr Tunggul Marpaung, ahli bedah syaraf yang menangani Anis Dwi di ruang duka RS UKI mengatakan bahwa ia menemukan dua jenis pendarahan di otak Anis dan operasi berjalan dengan baik dan petinju tersebut sudah bisa merespon rangsangan setelah operasi yang dilakukan Jumat dinihari.
Namun dr Tunggul menegaskan bahwa kematian petinju tersebut bukan karena kerusakan otak akibat pukulan, tetapi diakibatkan oleh trombosit yang terus menurun dalam tiga hari terakhir sejak operasi dilakukan.
"Pada hari ketiga, trombositnya hanya 99.000 dan terus menurun sampai saat meninggal. Masalahnya bukan lagi pada cedera di kepala, tapi pada trombosit yang terus menurun," katanya.
Jenazah Anis diterbangkan ke Surabaya, Selasa sore untuk selanjutnya dimakamkan di kampung halamannya di desa Sambiroto, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Menurut pengamat tinju Syamsul Anwar Harahap yang menjadi komentator pertandingan, pertarungan antara Anis dan Irvan Bone berlangsung sangat ketat pada ronde pertama dan Anis sebenarnya tidak pernah terjatuh akibat pukulan, sampai pertarungan akhirnya dihentikan pada ronde keenam.
"Pada ronde pertama, pertarungan berjalan sangat ketat, tapi pada ronde kelima Anis sudah terlihat kurang tenaga. Pada ronde keenam, Jumain Doper, pelatih Anis memutuskan untuk menghentikan pertarungan setelah petinjunya dianggap sudah tidak bisa meneruskan pertarungan," kata Syamsul, mantan petinju nasional itu.
Usai bertanding Anis merasa pusing di bagian kepala dan selanjutnya Tim Dokter merujuk ke rumah sakit terdekat RS Sumber Waras. Namun karena tidak ada CT Scan akhirnya dia dialihkan ke RS UKI Cawang.
Setibanya Di RS UKI tim medis langsung memutuskan untuk melakukan operasi di bagian kepala Anis Dwi sekitar pukul 02.00 Jumat dinihari. Operasi berlangsung sampai pukul 06.30.
Melihat trombosit yang terus menurun hingga 56.000, tim dokter berkeyakinan bahwa Anis ternyata juga mengidap penyakit demam berdarah.
Lita, kakak kandung almarhum yang ditemui di instalasi kamar Jenazah RS UKI Cawang mengatakan bahwa pihak keluarga sepakat untuk tidak akan menuntut pihak-pihak yang terkait dengan pagelaran tinju profesional yang telah menelan banyak korban itu.
Berikut adalah daftar petinju Indonesia yang tewas:
1. Jimi Koko (1948)
2. Rocky Wang (1950)
3. Robby Pav (1959)
4. Sarono (1961)
5. Aceng Jim (1978)
6. Nasir Kitu (1979)
7. Domo Hutabarat (1984)
8. Agus Souisa (1987)
9. Wahab Bahari (1987)
10. Suryanto (1989)
11. Bongguk Kendy (1990)
12. Yance Samangun (1993)
13. Akbar Maulana (1950)
14. Bayu Young Iray (2000)
15. Dipo Saloko (2000)
16. John Namtilu (2000)
17. M Alfarizi (2000)
18. Donny Maramis (2001)
19. Johans Bones (2003)
20. Antonius Moses (2004)
21. Jack Ryan (2004)
22. Anis Dwi Mulya (2007).(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007