"Petumbuhan usaha pangan di daerah ini merupakan salah satu bukti meningkatnya keterampilan sekaligus kesadaran memberikan nilai tambah berbagai sumber daya alam yang dimiliki," kata Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Kabupaten Bangka Barat, Herzon di Muntok, Senin.
Ia mengatakan, menurunnya perekonomian pascakebijakan baru pengelolaan penambangan timah memaksa masyarakat semakin kreatif mencari usaha baru di luar sektor pertambangan.
Menurut dia, peningkatan jumlah usaha paling signifikan terjadi di sektor pengolahan bahan pangan yang mencapai 359 unit selama setahun dari 644 unit usaha pada 2014 menjadi 1.003 pada 2015.
"Jumlah tersebut belum termasuk usaha tempe dan tahu yang saat ini mencapai 93 unit usaha di seluruh enam kecamatan," katanya.
Ia menjelaskan, usaha pengolahan makanan YANG sebanyak 1.003 unit pada 2015 tersebar di Kecamatan Muntok 214 unit, Simpangteritip 100, Jebus 182, Parittiga 193, Tempilang 188, dan Kecamatan Kelapa sebanyak 126 unit.
Pada 2014, kata dia, sebanyak 644 unit usaha pangan terdapat di Kecamatan Muntok 165 usaha, Simpangteritip 78, Jebus 125, Parittiga 145, Tempilang 112 dan Kecamatan Kelapa 112 unit usaha.
Ia mengatakan, usaha pangan yang jumlahnya mencapai 1.003 tersebut terdiri dari usaha olahan seperti pengolahan kerupuk, terasi, rusip, pempek, mi basah, kericu, aneka kue, roti, pengolah hasil perkebunan pertanian, dan lainnya.
"Tahun ini kami ditargetkan mampu menumbuhkan 200 usaha baru, kemungkinan dari sektor itu saja sudah terpenuhi," kata dia.
Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016