Di negara-negara lain, seperti Malaysia, menjelang Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, pemerintahnya berupaya menurunkan harga-harga kebutuhan pokok. Indonesia harus lebih bisa,"
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mengharapkan jajaran pemerintahan dapat mengintensifkan bluksukan terutama ke pasar-pasar tradisional dalam rangka memantau harga pangan saat puasa dan Lebaran 2016.
"Di negara-negara lain, seperti Malaysia, menjelang Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, pemerintahnya berupaya menurunkan harga-harga kebutuhan pokok. Indonesia harus lebih bisa," kata Hidayat dalam rilis yang diterima di Jakarta, Senin.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengapresiasi langkah tegas Presiden Jokowi yang meminta agar harga-harga kebutuhan pokok turun ke harga yang wajar. Hal itu, ujar dia, karena jika tidak dipastikan dan dijaga, rakyat akan khawatir harga tetap naik terutama saat masa-masa mendekati Idul Fitri nanti.
"Untuk harga daging sapi bahkan Presiden tegas meminta agar turun di harga Rp80.000 per kg. Ini sangat baik sebab harga-harga sekarang sudah sangat keterlaluan," ucapnya.
Sebagaimana diwartakan, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia mendesak pemerintah untuk menstabilkan harga bahan pangan pada bulan puasa dan Idul Fitri, khususnya kenaikan harga daging sapi yang rata-rata telah mencapai Rp125.000-Rp130.000 per kg.
"Melonjaknya harga kebutuhan pokok dan khususnya daging sapi, dalam konteks perlindungan konsumen, adalah menjadi tanggung jawab pemerintah untuk menjaga ketersediaan kebutuhan pokok dan daging sapi, dengan harga yang wajar dan terjangkau," Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi.
Dia mengatakan melonjaknya harga daging sapi, juga harus diwaspadai dari sisi mutu daging atau bahkan fenomena daging oplosan, oleh sebab itu pemerintah harus meningkatkan pengawasan dalam hal ini.
Sementara pengamat pertanian Bustanul Arifin mengatakan setiap daerah perlu mengawasi kondisi stok pangan dan melakukan sinergi yang baik dengan pemerintah pusat dalam rangka menstabilkan harga pangan.
"Saya mengusulkan solusi karena setiap daerah memiliki TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah), maka setiap daerah juga perlu mengawasi tingkat kenaikan stok pangan," kata Bustanul Arifin di Jakarta, Rabu (18/5).
Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian Universitas Lampung itu mengakui bahwa tingkat inflasi saat ini masih berada sesuai dengan target yang direncanakan, tetapi kalau tingkat konsumsi pangan dapat keadaan volatile (naik-turun) maka hal tersebut juga harus selalu dijaga.
Untuk itu, menurut dia, juga diperkukan sinergi yang baik dengan kebijakan fiskal dan moneter yang berada di bawah koordinasi Kemenko Perekonomian dan Kementerian Keuangan.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengimbau berbagai asosiasi terkait sektor pangan juga turut berkontribusi menjaga kestabilan harga pangan menjelang bulan puasa hingga lebaran mendatang.
"Kami imbau asosiasi, mari kita menjaga kestabilan harga pangan menghadapi bulan suci Ramadan. Ini bukan hanya tanggung jawab Kementan tetapi tanggung jawab bersama," kata Amran Sulaiman di Jakarta, Selasa (24/5).
Menurut Mentan, dari segi produksi maka semua stok beragam bahan pangan pokok telah cukup memadai, seperti beras, bawang, hingga ayam dan cabai. Karena itu, ujar dia, diharapkan jangan ada pihak yang mengutamakan ego sendiri sehingga kestabilan harga pangan yang diharapkan berbagai pihak menjadi tidak tercapai.
Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016