Kalau semuanya pakai kartu, kami jadi bisa mengetahui sekaligus mencatat siapa-siapa saja yang belanja di operasi pasar itu. Jadi, kami pastikan kegiatan ini tepat sasaran."

Jakarta (ANTARA News) - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menginginkan agar seluruh transaksi dalam kegiatan operasi pasar menggunakan sistem non tunai atau non cash transaction.

Menurut pria yang lebih akrab disapa Ahok sehari-hari itu, dengan menggunakan transaksi non tunai, maka dapat diketahui siapa saja yang membeli. Sehingga, seluruh transaksi terdata dengan baik dan kegiatan operasi pasar tepat sasaran.

"Kalau semuanya pakai kartu, kami jadi bisa mengetahui sekaligus mencatat siapa-siapa saja yang belanja di operasi pasar itu. Jadi, kami pastikan kegiatan ini tepat sasaran," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin.

Selain menggunakan sistem transaksi non tunai, dia juga menginginkan agar kegiatan operasi pasar dapat dilaksanakan setiap hari, sehingga seluruh kebutuhan warga dapat terpenuhi.

"Apalagi, pelaksanaan operasi pasar ini juga mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah pusat. Saya maunya kegiatan ini bisa diselenggarakan terus setiap hari," ujar Ahok.

Akan tetapi, mantan Bupati Belitung Timur itu menyadari untuk dapat menggelar kegiatan operasi pasar setiap hari, masih banyak yang harus dipersiapkan, terutama terkait penerapan sistem transaksi non tunai.

"Masalahnya adalah, kartu elektroniknya belum siap. Kartu-kartu itu lah yang masih terus kami siapkan. Kami akan terus upayakan, sehingga Pasar Jaya bisa terus menggelar operasi pasar," tutur Ahok.

Oleh karena itu, dia mengungkapkan untuk saat ini, kegiatan operasi pasar hanya difokuskan bagi para pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP), Pekerja Harian Lepas (PHL), petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) serta warga yang tinggal di rumah susun (rusun).

Pewarta: Rr. Cornea Khairany
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016