Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi telah melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Uni Eropa Frederica Mogherini, Swedia Margot Wallstrom, dan Menlu Arab Saudi Adel al-Jubeir untuk membahas kontribusi terhadap perdamaian Palestina dan Israel.

"Pertemuan dengan tiga negara itu intinya, kami membahas bagaimana memberikan kontribusi untuk proses perdamaian yang hendak dilakukan," kata Menlu Retno di kantornya di Kementerian Luar Negeri, Pejambon, Jakarta, Senin.

Dari pertemuan yang dilakukan di sela-sela Pertemuan Paris untuk Persiapan Konferensi Perdamaian Internasional pada 3 Juni lalu tersebut, Menlu RI mengatakan semua menlu sepakat bahwa perundingan antara Palestina dan Israel yang terhenti pada 2014 harus segera dimulai kembali.

Keempat menlu juga menyadari dengan kemandegan tersebut situasi di lapangan juga semakin memburuk, termasuk terus berlanjutnya pembangunan permukiman ilegal oleh Israel.

"Kadang-kadang sudut pandangnya berbeda sehingga yang paling penting adalah bagaimana kita mengombinasikannya menjadi sesuatu yang benar-benar do-able (bisa dilakukan)," kata Retno.

Pertemuan Paris untuk Persiapan Konferensi Perdamaian Internasional diprakarsai oleh Prancis dan dihadiri 27 menteri luar negeri dari Indonesia, Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Belanda, Republik Ceko, Inggris, Irlandia, Italia, Jerman, Jepang, Kanada, Luxemburg, Mesir, Maroko, Norwegia, Prancis, Polandia, Rusia, Senegal, Spanyol, Swedia, Swiss, Tiongkok, Turki, Uni Eropa, dan Yordania.

Sekjen PBB Ban Ki-moon dan Sekjen Liga Arab Nabil Elaraby juga hadir dalam pertemuan tersebut.

Diundangnya Indonesia merupakan pengakuan masyarakat international terhadap peran aktif Indonesia dalam mendorong perdamaian baik di tingkat kawasan maupun global.

Hal itu juga ditegaskan para menlu yang hadir dengan menyampaikan apresiasi kepada Indonesia yang telah menyelenggarakan KTT Luar Biasa OKI mengenai Palestina dan Al-Quds Al-Sharif pada Maret 2016 lalu.

Pewarta: Azizah Fitriyanti
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016