... dalah proses, sekarang yang terpenting bagaimana kita mengombinasikan komitmen-komitmen itu menjadi satu, bisa diaplikasikan dan dilakukan...Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, mengatakan, tujuan utama Pertemuan Paris pada 3 Juni lalu untuk penciptaan pemulaian negosiasi baru Palestina dan Israel.
Prancis memprakarsai terobosan perncapaian perdamaian di Palestina dengan gagasan nyata dua negara satu wilayah dan Israel harus mundur dari wilayah pendudukannya selama ini.
"Kita tahu bahwa sudah sejak 2014, tidak ada negosiasi lagi antara Palestina dan Israel dan sadar bahwa dengan kemandegan itu situasi di lapangan semakin memburuk," kata Marsudi, di Kementerian Luar Negeri, Pejambon, Jakarta, Senin.
Oleh karena itu, dengan diprakarsai pemerintah Prancis, 27 menteri luar negeri dari negara-negara yang memiliki perhatian terhadap proses perdamaian Palestina dan Israel hadir dalam Pertemuan Paris untuk Persiapan Konferensi Perdamaian Internasional.
"Ini adalah proses, sekarang yang terpenting bagaimana kita mengombinasikan komitmen-komitmen itu menjadi satu, bisa diaplikasikan dan dilakukan," kata dia.
Selain Indonesia, hadir pula menteri luar negeri Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Belanda, Republik Ceko, Inggris, Irlandia, Italia, Jerman, Jepang, Kanada, Luxemburg, Mesir, Maroko, Norwegia, Prancis, Polandia, Rusia, Senegal, Spanyol, Swedia, Swiss, Tiongkok, Turki, Uni Eropa, dan Yordania.
Hadir juga Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, dan Sekretaris Jenderal Liga Arab, Nabil Elaraby.
"Kita tahu bahwa sudah sejak 2014, tidak ada negosiasi lagi antara Palestina dan Israel dan sadar bahwa dengan kemandegan itu situasi di lapangan semakin memburuk," kata Marsudi, di Kementerian Luar Negeri, Pejambon, Jakarta, Senin.
Oleh karena itu, dengan diprakarsai pemerintah Prancis, 27 menteri luar negeri dari negara-negara yang memiliki perhatian terhadap proses perdamaian Palestina dan Israel hadir dalam Pertemuan Paris untuk Persiapan Konferensi Perdamaian Internasional.
"Ini adalah proses, sekarang yang terpenting bagaimana kita mengombinasikan komitmen-komitmen itu menjadi satu, bisa diaplikasikan dan dilakukan," kata dia.
Selain Indonesia, hadir pula menteri luar negeri Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Belanda, Republik Ceko, Inggris, Irlandia, Italia, Jerman, Jepang, Kanada, Luxemburg, Mesir, Maroko, Norwegia, Prancis, Polandia, Rusia, Senegal, Spanyol, Swedia, Swiss, Tiongkok, Turki, Uni Eropa, dan Yordania.
Hadir juga Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, dan Sekretaris Jenderal Liga Arab, Nabil Elaraby.
Indonesia diundang hadir karena dinilai konsisten menyuarakan kemerdekaan Palestina, negara yang penduduknya juga terdiri dari pemeluk beberapa agama besar dunia.
Pewarta: Azizah Fitriyanti
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016