Ini adalah langkah awal kami melebarkan sayap dakwah Malaysia
Jakarta (ANTARA News) - Madrasah Muallimin Muhammadiyah (MMM) Yogyakarta mengirim pendakwah ke Malaysia selama 21 hari di bulan Ramadhan 1437 Hijriah/2016 Masehi dan pengiriman ke Negeri Jiran ini merupakan yang pertama setelah tahun sebelumnya mengirimkan dai ke segala penjuru Tanah Air.
"Ini adalah langkah awal kami melebarkan sayap dakwah Malaysia. Kami berharap MH di Malaysia ini memberi dampak positif bagi dunia pendidikan kader Muhammadiyah dan memicu semangat santri mempelajari ilmu agama dan mempraktikkannya langsung ke masyarakat," kata Kepala Urusan Perkaderan Persyarikatan MMM Dedik Fathul Anwar saat dihubungi dari Jakarta, Senin.
Dedik mengatakan terdapat 15 siswa setingkat Madrasah Aliyah yang menjadi mubaligh muda untuk berangkat ke Malaysia sejak 4 Juni 2016. Upaya tersebut merupakan tren positif dalam dunia pendidikan kader dan dakwah Muhammadiyah untuk terjun ke masyarakat di manapun tempatnya.
Selain mengirim dai muda ke Malaysia, Dedik mengatakan Madrasah Muallimin juga tetap mengirimkan para pendakwahnya untuk terjun di berbagai tempat di Tanah Air selama Ramadhan. Pengiriman mubaligh meliputi daerah Klaten, Banjarnegara, Wonosobo, Cilacap dan Magelang (Jawa Tengah), Ponorogo (Jawa Timur), Kulon Progo, Sleman dan Kota Yogyakarta (Daerah Istimewa Yogyakarta), Kabupaten Paser (Kalimantan Timur), Lampung Timur (Lampung) dan lokasi-lokasi lainnya.
"Beberapa pengiriman mubaligh merupakan permintaan yang datang dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah atau Pimpinan Cabang Muhammadiyah setempat," kata dia.
Madrasah Muallimin merupakan perguruan keagamaan setingkat madrasah tsanawiyah dan madrasah aliyah yang didirikan langsung oleh pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan pada 1920. Saat itu, madrasah ini memiliki nama "Qismul Arqa" yang dalam bahasa Belanda disebut "Hogere School" (sekolah menengah tinggi).
Pengelolaan sekolah keagamaan tersebut berada di bawah naungan Pimpinan Pusat Muhammadiyah secara langsung sebagai tempat pendidikan calon kader pemimpin, guru agama dan mubaligh Muhammadiyah.
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016