Kolombo (ANTARA News) - Serangkaian ledakan mengguncang sebuah gudang senjata militer di pinggiran ibu kota Sri Lanka pada Senin, memicu kebakaran besar dan menyebabkan ribuan orang terpaksa mengungsi saat puing-puing menimpa wilayah sekitar yang padat penduduk.
Polisi mengatakan ledakan di pos militer Salawa itu sudah mereda, namun penduduk di sekitarnya masih diminta menjauh karena masih ada ledakan lagi, 10 jam setelah ledakan pertama dilaporkan pada Minggu malam.
Kebakaran tersebut sebagian besar berhasil dikendalikan, namun wilayah itu masih diselimuti asap tebal saat para petugas mencoba menentukan penyebab ledakan.
Sedikitnya satu tentara tewas terbakar dan dua lainnya cedera, menurut jaringan televisi swasta Sirasa, walaupun para pejabat belum mengonfirmasi jumlah korbannya.
Tidak lama setelah ledakan pertama, warga di Salawa terlihat berlarian dari rumah mereka saat polisi melaporkan bahwa puing-puing menghantam jalan raya utama dan wilayah sekitarnya.
Langit malam menjadi terang dengan cahaya oranye saat kebakaran besar terjadi dan area tersebut terus berguncang setiap beberapa menit.
Puing-puing yang beterbangan dapat dilihat dari radius tiga kilometer, kata seorang fotografer AFP. Para pejabat militer memperingatkan warga untuk tidak menyentuh apa pun yang kemungkinan adalah perangkat yang belum meledak.
Polisi mengatakan setidaknya tiga orang terluka dan dibawa ke rumah sakit terdekat.
"Salah satu dari mereka terkena pecahan peluru di kepalanya, tetapi dia lepas dari bahaya," kata seorang pejabat polisi kepada AFP.
Tentara menyimpan persenjataan berat dan amunisi, termasuk roket di kamp Salawa yang terletak di bekas pabrik plywood, sekitar 36 kilometer sebelah timur dari Kolombo.
"Pemandangan di jalanan cukup kacau," kata Wakil Menteri Luar Negeri Harsha de Silva, yang sedang melakukan perjalanan di daerah itu, di Twitter-nya.
"Saya memperkirakan ribuan orang dievakuasi," katanya.
Jalanan ditutup
Para pejabat meminta warga yang berada dalam radius dua kilometer untuk menjauh sampai api benar-benar padam.
"Kami telah menutup jalan dan meminta semua warga pergi demi keselamatan mereka," kata seorang perwira polisi di lokasi kejadian kepada AFP.
Menteri Hukum dan Ketertiban Sagala Ratnayake mengatakan departemen investigas kriminal kepolisian (CID) telah diminta untuk menemukan penyebab ledakan.
"Prioritas kami adalah untuk menyelamatkan nyawa," kata Ratnayake. "Tetapi kamu sudah meminta CID untuk menyelidiki," ujarnya menambahkan.
Kepala kesehatan Kolombo Palitha Mahipala mengatakan semua rumah sakit sudah dalam kondisi waspada merah. Sebanyak 35 ambulans dikerahkan untuk membantu masyarakat yang terkena dampak asap tebal.
Para pejabat telah menyatakan Senin sebagai hari libur untuk sekolah-sekolah yang berada di dekat lokasi, termasuk kantor-kantor pemerintah.
Ledakan tersebut merupakan yang terburuk yang terjadi di instalasi militer sejak akhir perang Sri Lanka dengan separatis Tamil pada Mei 2009.
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016