London (ANTARA News) - Cendikiawan Muslim yang juga Senior Professor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Prof. Azyumardi Azra mengatakan Islam di Indonesia dapat menjadi alternatif pencitraan Islam yang positif di Eropa.
Prof Azyumardi menyampaikan hal itu dalam seminar bertajuk "Islam dan the Challenge of Muslim Democrats" di Brussel yang dihadiri lebih 100 peserta, kata Sekretaris Dua Pensosbud KBRI Brusel, Ade Rina Chaerony-Herdiyanto kepada Antara London, Senin.
Mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah itu menjadi pembicara dalam seminar yang diadakan Friends of Europe bekerja sama dengan Sasakawa Foundation Executive Director Habibie Centre Indonesia.
Pembicara lainnya Dr. Rahimah Abdulrahim, anggota Parlemen sekaligus Wakil Ketua People Justice Party (PDT) Malaysia, Nurul Izzah Anwar, dan Policy Advisor European External Action Service (EEAS) Marete Bilde.
Seminar dengan moderator Director of Policy Friends of Europe, Shada Islam, lebih jauh, Prof. Azra mengatakan Indonesia dapat dijadikan role model di mana Islam dan demokrasi dapat berjalan beriringan dan peranan penting itu dapat dilakukan melalui penyebaran pemahaman Islam yang moderat.
Hal senada juga disampaikan Nurul Izzah Anwar yang menekankan pentingnya peran Muslim Moderat untuk menyuarakan Islam sebagai agama yang teduh dan damai dan memastikan promosi demokrasi dan perlindungan hak asasi manusia tetap berjalan dengan semestinya.
Sementara, Dr. Rahimah Abdulrahim mengambil Dasar Negara Indonesia, Pancasila, yang menurutnya, telah berjasa mempromosikan toleransi di tengah keberagaman umat beragama di Indonesia. Dr Abdulrahim mengakhiri paparannya dengan mendorong umat Islam untuk bersama menjadi good reprenstative Muslim.
Dari kaca mata Uni Eropa (UE), Marte Bilde menyerukan sudah saatnya UE mendengarkan Islam dari belahan dunia lain, bukan dari Islam yang selama ini biasa didengar, yaitu Timur Tengah.
Dengan demikian, Bilde menyerukan agar UE meningkatkan kerjasama yang lebih erat dengan Muslim Moderat, seperti pernah disampaikan Wakil Presdien Komisi Eropa, Frederica Mogherini, setelah kunjungannya ke Indonesia beberapa waktu yang lalu.
Dubes RI untuk Belgia, EU, dan Luksemburg, Yuri O. Thamrin, menggarisbawahi kecenderungan media yang sering mendistorsi Islam dan memperkuat trend Islamophobia di Eropa.
Untuk itu menurut Dubes Yuri, perlu ada strategi yang tepat agar media berperan lebih proaktif dalam meningkatkan pemahaman yang lebih baik dan objektif terhadap Islam.
Lebih jauh, diingatkan pula trend Islamophobia kurang menguntungkan dan dapat dimanfaatkan Islamic State (IS) untuk mendorong radikalisasi lebih lanjut di Eropa.
Para pembicara juga menghadiri Preliminary Meeting dalam rangka persiapan Third World Forum for Muslim Democrats yang menurut rencana akan diselenggarakan di Tokyo pada akhir tahun ini.
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016