Bojonegoro (ANTARA News) - BP Migas masih tetap optimis Sumur Minyak Blok Cepu di Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim), dapat diproduksi oleh kontraktor pada 2009, meskipun di lapangan pelaksanaannya banyak menghadapi berbagai hambatan teknis. "Kami dari BP Migas masih tetap otptimis Sumur Migas Blok Cepu pada 2009 sudah bisa berproduksi," ucap Hubungan Masyarakat (Humas) BP Migas, Estu Sutowo, seusai penyerahan dana taliasih bagi warga korban semburan gas Hidrogen Sulfida (H2S) di lapangan Sumur Minyak Sukowati, Bojonegoro, Jatim, Selasa. Menurut dia, sejauh ini proses pelaksanaan teknis pengelolaan Sumur Migas Blok Cepu yang dilakukan Mobil Cepu Limited, anak perusahaan ExxonMobil Oil Indonesia (EMOI) dan Pertamina masih berjalan wajar. Kalau di lapangan ada jadwal yang molor, misalnya proses pembebasan tanah masih dianggap wajar. "Saya kira itu hal yang wajar, kalau di lapangan ada hambatan, seperti pembebasan tanah," ujarnya. Proses pembebasan tanah yang akan dimanfaatkan eksplorasi dan eksploitasi Blok Cepu di Kecamatan Ngasem dan Kalitidu, Bojonegoro, seluas 750 hektare masih belum dilaksanakan. Semula, MCL menjadwalkan pelaksanaan sosialisasi pembebasan tanah akan dilakukan sebulan lalu, tetapi dengan alasan teknis, sosialisasi pun ditunda hingga kini. Menurut Estu Sutowo, dalam kontrak yang dilakukan kontraktor dengan pemerintah, ada klausul yang berisi sanksi kalau pelaksanaan eksplorasi dan eksploitasi tidak berjalan sebagaimana yang sudah disepakati. "Kalau memang molor, jelas kontraktor akan kena sanksi," ujarnya. Sementara itu, Bupati Bojonegoro, M. Santoso, menyatakan bahwa Kecamatan di Bojonegoro, Jatim, yang menjadi daerah penghasil minyak dan gas akan dipertimbangkan mendapatkan bagian dari dana perimbangan yang diterima Pemkab. "Tetapi, besarnya berapa masih akan kami bahas, sebab sesuai Perda sudah sepatutnya kalau Kecamatan mendapatkan bagian," demikian Santoso. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007