Xu/Ma yang merupakan pasangan peringkat lima dunia menang dalam tiga game atas pasangan peringkat dua dunia itu 21-15, 16-21, 21-13 selama 58 menit pertandingan.
"Kami merasa kesulitan di pertandingan ini karena permainannya cepat," kata Xu Chen setelah laga.
Namun, pada game ketiga ia dapat menahan tekanan pasangan Korea dan berhasil mengembalikan lob-lob Ko Sung Hyun dengan baik.
Ganda campuran Korea juga merasa pertandingan tersebut berjalan dengan sengit dan menyayangkan kegagalannya membawa pulang titel juara dari turnamen setingkat super series premier itu.
Kim Ha Na menuturkan mereka memiliki banyak kekurangan dalam laga itu, khususnya di game ketiga, sehingga gagal menutup game ketiga dengan kemenangan.
"Saya bermain di depan kurang percaya diri melawan serangan masuk, selain itu saat rotasi ada spot kosong yang dimanfaatkan China," ujar Kim.
Sebelumnya mereka memiliki harapan dapat merebut gelar juara karena sebelumnya berhasil menundukkan Xu Chen/Ma Jin di Singapura Open 2016 di final.
Sejak awal game pertama, kedua pasangan bermain saling menekan, tetapi Xu/Ma bermain lebih baik sehingga merebut game pertama 21-15.
Ko/Kim meningkatkan tekanan pada game kedua sehingga pertahanan pasangan China mulai berantakan. Xu Chen terjatuh beberapa kali saat mengejar smes-smes dari Ko Sung Hyun.
Ma Jin melakukan beberapa kali kesalahan sehingga memberikan angka untuk Korea yang memimpin 8-2. Bola pengembalian Ma Jin yang bergulir di net memperlebar selisih menjadi 17-11. Pasangan Korea terus bermain dengan percaya diri hingga akhir game kedua dan menang 21-16.
Pada game ketiga, China mulai bangkit dan memimpin 5-1. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan Kim Ha Na membuat selisih kian lebar 6-11. Ko Sung Hyun juga melakukan kesalahan, pengembaliannya melebar sehinga menyumbang dua poin untuk China 15-9.
Ma Jin dan Kim Ha Na beberapa kali terlibat permainan net yang lebih banyak dimenangkan China. Ko Sung Hyun menutup laga dengan melakukan kesalahan, bola pengembaliannya keluar lapangan sebinggaa China menang 21-14.
Pewarta: Dyah Dwi A
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016