Manila (ANTARA News) - Nur Misuari, pemimpin pemberontak Muslim yang ditahan di Filipina, diizinkan keluar untuk mendaftarkan diri sebagai calon gubernur di provinsi selatan dalam pemilihan separoh-waktu pada Mei 2007. Ketua Fron Pembebasan Nasional Moro (MNLF), yang menandatangani perjanjian perdamaian dengan pemerintah pada tahun 1996, dengan dikawal polisi menuju kawasan perdagangan di Pulau Jolo, 1.000 kilometer di sebelah selatan ibukota Manila. Dia mencalonkan diri sebagai Gubernur Sulu, yang termasuk dalam gugusan kepulauan Moro, yang merupakan wilayah yang dikuasai MNLF. "Kemenangan adalah akhir dari perjuangan yang lalu," katanya kepada wartawan sebelum menaiki pesawat yang membawanya ke Jolo, untuk mendaftarkan pencalonannya. Misuari kini berada di bawah tahanan rumah sejak tahun 2002, atas tuduhan pemberontakan, yang menyebabkan pemberontakan bersenjata di Jolo dan kota terdekatnya, Zamboanga, pada November 2001, dan mengakibatkan sekira 100 orang tewas. Sebelum memberontak, dia adalah gubernur daerah otonomi Muslim di Filipina selatan. Misuari mengecam pemerintah, dan dituduh melanggar pelaksanaan perjanjian perdamaian tahun 1996 dengan MNLF pada 2001. MNLF adalah kelompok pemberontak Muslim terbesar yang berupaya membentuk negara Islam merdeka di wilayah Mindanao selatan, ketika pihaknya menandatangani perjanjian perdamaian dalam tahun 1996. Namun, MNLF mengajukan keberatan bahwa pemerintah gagal melaksanakan komitmen berdasarkan pakta perdamaian, seperti proyek-proyek peningkatan pembangunan sosial ekonomi di wilayah Mindanao yang miskin, demikian Kantor Berita Jerman (DPA). (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007