Tripoli, Libya (ANTARA News) - Pasukan yang berpihak kepada pemerintahan Libya yang didukung oleh PBB mengatakan pada Sabtu (Minggu WIB) bahwa mereka telah merebut pangkalan udara Ghardabiya dari kelompok bersenjata ISIS, yang berlokasi di arah selatan kota Sirte, markas besar kelompok itu.
Juru bicara pasukan, Mohamed Al Gasri mengatakan bahwa perebutan pangkalan itu, yang terletak sekitar 20 kilometer dari pusat kota Sirte, merupakan sebuah pencapaian yang signifikan secara strategi karena mereka memotong jalur persediaan bagi kelompok bersenjata ISIS dan "menjebak mereka lebih jauh" di dalam kota itu, lapor Reuters.
Tiga orang dari pasukan yang didukung oleh pemerintah tewas dan sekitar lima orang lainnya terluka dalam pertempuran Sabtu itu, dia mengatakan.
Pasukan itu, yang sebagian besar tersusun atas para petarung dari kota Misrata yang berada di bagian barat, berhasil memukul mundur kelompok bersenjata ISIS hingga ke pinggiran Sirte dari bagian barat dalam tiga minggu terakhir. Mereka melakukan serangan balasan setelah kelompok ISIS maju ke arah kota misrata pada awal Mei.
Ke bagian barat, sebuah pasukan lain yang mengendalikan sejumlah pangkalan minyak, dan juga setia terhadap pemerintahan yang didukung oleh PBB berhasil merebut dua kota dari kelompok bersenjata ISIS pada awal minggu ini.
Sejumlah negara Barat berharap bahwa pemerintahan yang didukung oleh PBB, yang tiba di Tripoli pada Maret, dapat mengumpulkan para faksi yang berseteru di libya untuk bersatu melawan kelompok bersenjata ISIS.
Kelompok ekstremis itu membentuk sebuah pijakan di Libya di tengah kekacauan politik dan konflik yang ada di negara Afrika Utara itu, membentuk pangkalan paling signifikan mereka di luar Irak dan Suriah, dan menduduki wilayah Sirte pada tahun lalu.
Perdana menteri dari pemerintahan yang didukung PBB mengatakan kepada wartawan Reuters pada Jumat bahwa masih terlalu dini untuk memberikan perkiraan waktu terkait pertempuran Sirte, namun dia meyakini bahwa pasukan libya mampu bersatu untuk merebut kembali kota itu.
Sebagian besar warga Sirte yang berjumlah sekitar 80.000 jiwa diperkirakan telah melarikan diri, dan Gasri sebelumnya telah mengatakan bahwa para penduduk yang masih berada di wilayah itu akan diberi kesempatan untuk melarikan diri sebelum pasukan yang didukung pemerintah maju ke wilayah permukiman.
"Kami saat ini khawatir karena para militan ISIS bersembunyi di antara para penduduk sipil di dalam kota" Sirte, Gasri mengatakan pada Sabtu.
Pasukan itu telah kehilangan sejumlah petarungnya dan ratusan petarung lainnya terluka dalam sejumlah bentrokan yang terjadi dalam bulan lalu.
(Uu.Ian/KR-MBR/M007)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016