Jakarta (ANTARA News) - Penawaran saham perdana (IPO) PT Wijaya Karya (WIKA) kemungkinan akan mengalami kemunduran dari jadual semula namun diharapkan tetap dapat dilaksanakan dalam tahun 2007 ini. "Sepertinya masih mundur lagi, mau dibahas di Panitia Kerja (Panja) DPR, kita belum tahu kapan (akan dibahas di Panja DPR lagi)," kata Dirut Wika A. Sutjipto di Jakarta, Selasa. Menurut dia, jika pelaksanaan IPO BUMN itu tidak sesuai jadual semula (semester I 2007), maka pihaknya harus menyiapkan laporan keuangan periode berikutnya karena laporan keuangan hanya berlaku untuk enam bulan berikutnya. "Itu kan hidupnya cuma 6 bulan, kalau emang kita bisa ngejar jadual kita bisa pakai laporan keuangan per Desember 2006, tapi kalau nggak bisa ya kita harus `nyiapin` laporan keuangan per Maret 2007," katanya. Meskipun kemungkinan mundur, ia berharap IPO WIKA dapat terlaksana tahun 2007 ini juga karena kalau harus mundur ke 2008, kondisinya akan semakin berat. "Kemarin dari Panja DPR sudah ada komunikasi dengan kita, katanya untuk WIKA tidak ada masalah. Pokoknya bagi WIKA mereka pastikan `nggak` ada masalah, tapi kita `nggak` bisa mendahului mereka," katanya. Sutjipto menyebutkan, Panja DPR menjanjikan pembahasan mengenai IPO WIKA dalam minggu-minggu ini. Mengenai penjamin emisi sahamnya, Sutjipto mengatakan, jika sudah ada lampu hijau dari pihak-pihak terkait, pihaknya akan segera menunjuk penjamin emisi sahamnya. Hingga saat ini pemerintah masih menguasai seluruh (100 persen) saham BUMN dalam industri konstruksi dan enjinering itu. Komposisi rinci kepemilikan saham perusahaan itu setelah privatisasi adalah pemerintah 65 persen, MESOP (manajemen) sebesar 5 persen (292.307.700 lembar), ESA (karyawan) 3 persen atau 175.384.630 lembar, dan publik 27 persen atau 1.578.461.670 lembar. Penerimaan dana dari IPO sebesar sekitar Rp450 miliar direncanakan untuk mengurangi kredit bank atau menghemat beban bunga sebesar Rp100 miliar (22,2 persen), pengembangan usaha antara lain bidang enjinering, procurement dan construction (EPC), serta bidang energi sebesar Rp150 miliar (33,4 persen), dan untuk investasi dan pengembangan antara lain proyek power plant dan jalan tol sebesar Rp200 miliar (44,4 persen). WIKA merupakan salah satu dari 9 BUMN yang mayoritas sahamnya masih dimiliki pemerintah yang akan diprivatisasi pada tahun 2007 ini. Di samping itu terdapat 6 BUMN yang saham pemerintah minoritas yang juga akan diprivatisasi tahun 2007 ini. Ke-9 BUMN yang akan diprivatisasi tahun 2007 adalah PT Jasa Marga, PT BNI, PT WIKA, Garuda Indonesia, Merpati Nusantara, PT Permodalan Nasional Madani (PNM), PT Industri Soda Indonesia (ISI), PT Industri Gelas (Iglas), dan PTB Cambrics Primisima. Sementara 6 BUMN lainnya adalah PT Jakarta Hotel International Development (JHID), PT Atmindo, PT Intirub, PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI), PT Kertas Blabak, dan PTB Kertas Basuki Rahmat.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007