"Kami sudah berkoordinasi dengan Kementerian Agama Kantor Kabupaten setempat dan siap menyelenggarakan rukyatul hilal di tiga kabupaten/kota di NTT pada Ahad (5/6) sore untuk kelancaran kegiatan dimaksud," kata Kepala Bidang Urusan Agama Islam (Urais) Kanwil Kementerian Agama Nusa Tenggara Timur, H Syamsul Maarif, kepada Antara di Kupang, Minggu.
Ia menyebut ke-3 lokasi rukyat yang dimaksud di Nusa Tenggara Timur adalah Masjid Al Hidayah di Kelurahan Kelapa Lima Kecamatan Kelapa Lima Kota KUpang, Desa Fatumonas Kecamatan Amfoang Tengah Kabupaten Kupang dan di Kecamatan Mamboro dan Kecamatan Katikutana Kabupaten Sumba Tengah Pulau Sumba.
"Untuk kelancaran rukyatul hilal di tiga lokasi itu, pihaknya telah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait diantaranya Bosscah ITB Bandung, pihak BMKG Kupang, pihak Telkom dan Kominfo Jakarta dan daerah," katanya.
Tim-tim ini akan melakukan rukyatul hilal dengan hasil hisab (perhitungan matematis) dari sejumlah metode, ketinggian hilal mencapai 3,21 derajat hingga 4,16 derajat.
Sedangkan terjadinya ijtimak atau konjungsi (pertemuan matahari dan bulan) terjadi pada hari Ahad (5/6) pukul 10:02 WIB. Jadi ada kemungkinan hilal akan terlihat dan Senin (6/6) sudah mulai puasa.
Namun demikian, kata mantan Sekretaris Kemenag Kanwil NTT itu, masyarakat diimbau agar menunggu dan mengikuti hasil sidang isbat pemerintah.
"Hasil pantauan hilal tersebut, lanjutnya, akan dilaporkan kepada pihak terkait dan diteruskan kepada Meteri Agama yang menyelenggarakan sidang isbat di Jakarta," katanya.
Jika hilal tidak terlihat, kata dia maka awal Ramadan akan ditunda menjadi 7 Juni, namun semua pihak diimbau untuk tidak bisa berspekulasi akan kemungkinan adanya perbedaan kapan Ramadhan dimulai, sebab, keputusan baru akan ditentukan dalam sidang itsbat lewat pengamatan hilal.
"Kementerian Agama akan menggelar sidang itsbat (penetapan) awal bulan Ramadhan 1437 Hijriyah pada Minggu (5/6) selepas Magrib, setelah ada laporan hasil rukyatul hilal dari lokasi-lokasi pengamatan di seluruh Indonesia," katanya.
Untuk itu katanya Kementerian Agama telah menurunkan sejumlah pengamat bulan sabit muda pertama (hilal) Ramadhan 1437 Hijriyah di 33 lokasi di Indonesia pada hari ini untuk menentukan awal Ramadhan.
Menurut dia, ilmu hisab-rukyat (perhitungan dan pengamatan) dalam lingkup ilmu falak (terkait posisi dan gerak benda-benda langit) adalah ilmu multidisiplin yang digunakan untuk membantu pelaksanaan ibadah.
"Setidaknya ilmu hisab-rukyat merupakan gabungan syariah dan astronomi. Syariah membahas aspek dalilnya yang bersumber dari Al-Quran, Hadits, dan ijtihad ulama. Sementara Astronomi memformulasikan tafsiran dalil tersebut dalam rumusan matematis untuk digunakan dalam prakiraan waktu," katanya.
Pewarta: Hironimus Bifel
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016