Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Hasyim Muzadi, menegaskan bahwa jika tidak segera menyelesaikan persoalan sosial terkait semburan lumpur dari proyek PT Lapindo Brantas Inc., maka tidak tertutup kemungkinan pemerintah bakal "jatuh terpeleset" kasus lumpur panas tersebut. "Pemerintah bisa jatuh, karena lumpur Lapindo. Minimal jatuh namanya," ujar Hasyim Muzadi kepada pers, usai menerima kunjungan Kepala Perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Urusan Kemanusiaan (United Nations Office for Coordinator of Humanitarian Affairs/UNOCHA) untuk Indonesia, Fernando Hesse, di kantor PBNU, Jakarta, Selasa. Oleh karena itu, kata Hasyim, pemerintah sebaiknya lebih berkonsentrasi kepada upaya konkret penyelesaian berbagai persoalan ang secara langsung menimbulkan kesengsaraan rakyat, seperti korban lumpur Lapindo. Riuh-rendah wacana "reshuffle" (perombakan) Kabinet Indonesia Bersatu (KIB), baik yang disuarakan kalangan pengamat maupun partai politik, menurut Hasyim, tidak perlu ditanggapi pemerintah dengan menguras energi. Oleh karena, pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswa Al Hikam, Malang, Jawa Timur, itu menilai bahwa ada atau tidak ada "reshuffle", tidak akan mengubah keadaan. "Pemerintah juga tidak akan jatuh, karena ada atau tidak ada 'reshuffle'," kata Presiden Dewan Dunia Antar-Agama untuk Perdamaian (WRCP) tersebut. PBNU menganggap wacana "reshuffle", bahkan "reshuffle" itu sendiri, dalam kondisi bangsa saat ini sama sekali tidak penting, katanya menegaskan. "Jauh lebih penting ngurus rakyat," ujarnya. Ketika ditanya pers mengenai wacana syarat minimal pendidikan sarjana (Strata Satu/S1) bagi calon presiden dan calon wakil presiden, ia juga menegaskan, hal tersebut sama tidak pentingnya dengan isu "reshuffe" saat ini. "Jangan-jangan nanti kalau disetujui, terus disyaratkan lagi jurusannya harus ini, harus itu. Memangnya, kita mau cari pegawai negeri sipil?" katanya, sembari tersenyum. Menurut Doktor (Honoris Causa) Bidang Peradaban Islam itu, syarat terpenting seorang capres atau cawapres adalah memiliki kepedulian yang tinggi dan kemauan bekerja keras untuk rakyat. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007