Sampit (ANTARA News) - Sudah tiga bulan terakhir ini penerbangan di Bandara H. Asan di Sampit, Provinsi Kalimantan Tengah, terhenti total sejak tidak beroperasinya maskapai Trigana Air, yang merupakan satu-satunya maskapai yang melayani penerbangan dari dan ke bandara setempat. Kepala Bandara H. Asan di Sampit Usman Efendi, Selasa, mengatakan bahwa terhentinya penerbangan di Bandara H Asan Sampit itu lantaran Trigana Air masih dalam audit Direktorat Sertivikasi Kelayakan Udara (DSKU). Selain itu, pesawat yang digunakan maskapai tersebut dalam keadaan rusak. Menurut dia, salah satu yang diaudit DSKU adalah usia pesawat dan manejemen maskapai Trigana Air. "Kami sendiri belum mendapat informasi kapan maskapai ini akan beroperasi lagi di sampit," ucapnya Trigana Air tercatat sudah lebih 21 hari tidak beroperasi di Sampit, sehingga sesuai aturan yang ditetapkan, maka maskapai tersebut ingin beroperasi lagi di Sampit harus mengurus ijin baru ke Dirjen Angkutan Udara. Usman mengatakan, saat ini satu-satunya yang bisa diharapkan untuk mengatasi terhentinya penerbangan di Sampit adalah dengan masuknya pesawat Merpati Nusantara Airlines (MNA) yang telah dijadwalkan penandatanganan kerjasamanya pada 23 Maret 2007 di Jakarta oleh Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) dengan manejemen MNA. Kesepakatan kerjasama tersebut, menurut dia, dilakukan dengan sistem subsidi "blocking seat", yaitu Pemkab Kotim akan menutupi biaya tempat duduk yang tidak terjual dari target yang ditentukan Merpati. Dalam sekali penerbangan, Merpati menargetkan 60 tempat terisi, dan jika tidak memenuhi target, maka Pemkab Kotim akan menyubsidi. Usman optimistis bahwa target itu bisa terpenuhi, karena tingginya animo masyarakat menggunakan angkutan udara. Sementara itu, salah seorang karyawan Trigana Air Perwakilan Sampit mengatakan bahwa pihaknya belum bisa memastikan kapan Trigana Air bisa kembali beroperasi di Sampit. Ia menambahkan, terhentinya penerbangan di Bandara Sampit lantaran pesawat sedang dalam perbaikan, dan ada suku cadang yang belum didapatkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007