"Musala kami menetapkan satu Ramadhan hari ini," kata Ummi Elli, salah satu pengikut tarekat itu.
Pada Jumat malam, dia dan pengikut Naqsabandiyah lainnya sudah mulai melaksanakan salat tarawih.
"Kami hanya mengikuti apa yang telah ditetapkan ustadz di musala," kata dia.
Dia mengetahui bahwa kebanyakan umat Islam di Indonesia belum memulai puasa hari ini dan bahwa pemerintah baru akan menggelar sidang isbat untuk menentukan awal ramadhan pada Minggu (5/6).
Namun dia mempercayai perhitungan yang dilakukan oleh kelompok pengajiannya dan memilih mengikuti mereka.
"Tarekat kami memiliki perhitungan tersendiri, kami mempercayainya," kata dia.
Anggota jamaah yang lain, Ujang Komar, mengatakan kelompoknya punya kaidah sendiri dalam menetapkan awal bulan Ramadhan.
"Kami menghitung berdasarkan ilmu perbintangan sehingga perhitungan jatuhnya satu Ramadhan, satu Muharam dan 9 Zulhijah berdasarkan hisab," kata dia.
Namun dia menghormati keputusan umat Islam lain yang belum melaksanakan puasa.
"Memiliki keyakinan berbeda biasa saja, kami menghormati perbedaan tersebut," ujarnya.
Kepala Kementerian Agama Padang Japeri Jarap meminta warga menghormati perbedaan dalam penentuan awal Ramadhan.
Pewarta: M R Denya Utama
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016