Jakarta (ANTARA News) - Direktur Utama PT Semen Gresik Tbk, Dwi Soetjipto, mengatakan bahwa pihaknya akan segera membangun pabrik semen baru di Jawa, Sulawesi Selatan, Kalimantan, dan Sumatera Barat.
"Ada beberapa tempat yang sedang kami kaji untuk pembangunan pabrik baru. Kalau di Jawa kami fokuskan ke Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur," kata Dwi Sutjipto, di Jakarta, Selasa.
Untuk luar Jawa, pihaknya mengkaji sejumlah tempat, seperti Sulawesi Selatan, Kalimantan, dan Sumatera Barat.
Ia mengatakan, jumlah dana yang diinvestasikan untuk proyek tersebut belum dapat diperkirakan dengan tepat karena sangat dipengaruhi faktor lokasi dan kapasitas.
Menurut dia, untuk faktor lokasi juga diperhitungkan pula kesiapan infrastruktur termasuk pembukaan lahan tambang baru yang biayanya besar.
"Saya ingin katakan bahwa rangenya itu 110 juta hingga 150 juta dolar AS per ton kapasitas," katanya.
Jumlah itu bahkan bisa lebih bila pabrik dibangun di Sumatera yang melintasi sungai dan diperlukan pembangunan jembatan penyeberangan.
Dwi mengatakan, bila membangun pabrik baru di Jawa yang daya serap pasarnya tinggi maka pihaknya akan membangun pabrik berkapasitas lebih besar.
"Pabrik besar itu akan lebih efisien, kalori/ton rendah, listrik /kwh juga rendah, jumlah tenaga kerja pun rendah," katanya.
Menurut rencana, PT Semen Gresik akan membangun dua hingga tiga pabrik baru dalam lima tahun ke depan.
"Itu awalnya, karena kita tidak membangun sekaligus," katanya.
Dalam pembangunan, Pulau Jawa menjadi prioritas utama karena pertimbangan ekspektasi permintaaan pasar ke depan.
Meski begitu, menurut Dwi, semua itu tergantung permintaan pasar berdasarkan review yang dilakukan setiap tahun.
Rencananya, menurut dia, dana pembangunan pabrik baru berasal dari 30 persen dana sendiri, selebihnya (60 hingga 70 persen) dari pinjaman bank dan obligasi.
"Kalau dalam studi kami, kira-kira 30 persen dana sendiri, 60-70 persen dari luar. Menurut feeling saya pasti campur-campur dari itu," demikian Dwi Sutjipto. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007