Marin yang menempati posisi unggulan pertama menaklukkan Saina yang menempati peringkat delapan dunia 24-22, 21-11 dalam permainan selama 47 menit.
Pemain berusia 22 tahun asal Eropa itu bersaing ketat dengan wakil Asia Selatan pada game pertama 3-0, 5-2, 13-7, dan 14-10.
Meskipun Saina yang berusia 26 tahun mampu mengembalikan kedudukan menjadi 16-14 dan 19-16, Marin tetap mempertahankan dominasi dengan beberapa kali skor imbang 19-19, 20-20, 21-21, dan 22-22.
Saina pun menyerah saat kehilangan dua poin sekaligus dan game pertama berakhir 22-24.
Kekalahan game pertama tampak mempengaruhi permainan Saina atas pemain kidal Spanyol itu pada game kedua. Saina takluk 1-4, 3-7, 5-11, 6-13, 9-17, hingga kalah 11-21.
"Saya merasa lebih yakin melawan Saina di sini. Saya tahu bagaimana mengendalikan bola dan bermain dengan pola sendiri," kata Marin selepas pertandingan.
Marin mengaku akan tetap fokus pada pertandingan-pertandingan berikutnya pada turnamen tingkat super series premier itu.
"Saya hanya butuh istirahat sekarang dan merawat tubuh lalu kita lihat bagaimana besok," kata pemain yang dua kali meraih medali emas pada Kejuaraan Bulu Tangkis Dunia 2014 dan 2015 itu.
Sementara, Saina mengatakan game pertama menjadi penentu kemenangan lawannya yang punya tempo permainan cepat.
"Saya bahkan sudah maju setengah lapangan ke depan saat dia memimpin pada awal game pertama. Dia juga sangat mendominasi pada game kedua dengan jangkauan bola lebih panjang," kata Saina.
Saina mengaku permainan musuh utamanya pada tunggal putri itu lebih banyak menyerang dibanding saat turnamen final super series di Dubai 2015.
Pada putaran semifinal yang akan berlangsung Sabtu (4/6) di Istora, Carolina Marin akan menghadapi atlet Tiongkok Wang Yihan. Wang yang merupakan pemain unggulan empat melaju ke semifinal setelah mengalahkan tunggal putri Korea Selatan Sung Ji Hyun 21-18, 13-21, 22-20.
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016