Daerahnnya di Jawa paling banyak."

Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) mengingatkan masyarakat agar lebih waspada terhadap maraknya peredaran uang palsu yang biasa terjadi saat Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran.

Deputi Gubernur BI, Ronald Waas, di Jakarta, Jumat, mengemukakan bahwa dalam operasi terakhir yang dilakukan pihaknya dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) ditemukan 18.000 lembar uang palsu yang mayoritas beredar di Pulau Jawa, khususnya di kota-kota sentra ekonomi.

"Daerahnnya di Jawa paling banyak," ungkapnya.

Ronald mengatakan, pihaknya sudah mengintensifkan kerja sama dengan Polri, termasuk memaksimalkan tuntutan hukuman kepada pelaku peredaran uang palsu, agar dapat memberikan efek jera.

Selain itu, ia mengemukakan, BI juga meningkatkan sosialisasi mengenai perbedaan uang palsu dan asli agar masyarakat dapat lebih waspada.

"Apalagi, ketika ingin mendekati hari raya Lebaran, kita terus masif untuk menyosialisasikan perbedaan uang asli dan palsu," ujarnya.

Ronald mengingatkan kepada masyarakat akan pentingnya prinsip 3D dalam menerima uang tunai, yakni "Dilihat, Diraba dan Diterawang".

Di setiap uang asli, dikemukakannya, terdapat ciri yang paling mudah dikenali, yakni tinta khusus pada pojok kanan, dan terdapat benang pengamanan.

"Kertasnya itu biasanya rada kasar kalau uang palsu karena kertasnya tidak dari kapas," katanya menambahkan.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016