Bogota (ANTARA News) - Lebih dari 30.000 petani di Kolombia bergabung dalam demo antipemerintah, memblokir jalan dan terlibat bentrokan dengan polisi yang melukai 28 orang, kata polisi pada Kamis (2/6).
Para petani tersebut, yang memulai protes mereka pada Senin, mengeluhkan bahwa perjanjian perdagangan bebas dengan Eropa dan Amerika Serikat (AS) membuat negara kebanjiran makanan impor murah, yang memperparah kemiskinan di kalangan petani.
Mereka menuduh pemerintah Presiden Juan Manuel Santos melanggar janjinya, dan meminta reformasi lahan serta kenaikan belanja negara di daerah pedesaan.
Demonstrasi merebak di 24 dari 32 departemen di Kolombia, menyebabkan sedikitnya 14 jalan ditutup, kata kantor ombudsman pemerintah.
Polisi telah membuka 11 pemblokiran jalan, yang dalam beberapa kasus memicu bentrokan. Tujuh polisi dan 21 warga sipil terluka.
Pemerintah menyebut demonstrasi itu “tidak adil” dan meminta organisasi petani, Agrarian Summit, untuk menggelar perundingan.
Menteri Dalam Negeri Juan Fernando Cristo pada Kamis berangkat ke departemen Cauca, tempat salah satu protes terbesar digelar, untuk mencoba menengahi sebuah kesepakatan negoisasi.
Kemiskinan di pedesaan dan kepemilikan lahan adalah isu-isu sensitif di Kolombia. Petani melakukan pemberontakan setengah abad lalu yang berubah menjadi konflik bersenjata yang masih berlangsung hingga kini, demikian seperti dikutip dari laporan AFP.
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016