Para siswa tersebut, yang berasal dari sekolah Ruziba, sebelah selatan ibu kota Bujumbura, dipulangkan sepekan lalu setelah staf menemukan mereka mencoreng foto presiden dalam sebuah buku pelajaran.
"Setelah mereka menemukan foto tercoreng dalam buku pelajaran ilmu kemanusiaan, pihak administrasi memulangkan masing-masing siswa kelas delapan itu," kata orangtua yang namanya tidak ingin disebut kepada AFP.
Dia mengatakan pihak administrasi sekolah memberi tahu para siswa tersebut, yang berusia antara 14 sampai 16 tahun, bahwa mereka tidak boleh sekolah sampai mereka menyerahkan nama orang-orang yang melakukan pencorengan itu.
Staf sekolah menemukan foto yang sudah dirusak tersebut sepekan lalu di sekitar 40 buku pelajaran. Di beberapa foto, bagian mata sang presiden dicongkel, sementara cercaan terhadapnya ditulis di atas beberapa foto lainnya.
Orangtua siswa mengatakan telah meminta maaf saat pertemuan dengan pengurus sekolah, namun mereka tidak mau mendengarnya.
"Ini mengerikan. Kami tidak tahu apa yang akan terjadi," kata orangtua siswa.
Kepala sekolah Yves Marimba mengatakan kepada AFP bhwa "sebuah solusi telah didapatkan" tetapi tidak menyebut soal kembalinya siswa ke sekolah.
Ruziba adalah sebuah kota di daerah Kanyosha di selatan Bujumbura, yang merupakan kubu pemimpin oposisi utama Agathon Rwasa.
Saat diminta komentar oleh AFP, kepala sekolah Kanyosha Abdul Bampoye menolak untuk menjawab pertanyaan tentang masalah itu.
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016