Saat sekarang ini (proyeksi) kami masih antara 5-5,4 persen tapi sebetulnya lebih ke tengah bawah 5-5,2 persen. Jadi sekarang itu mengarahnya ke bawah,"
Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia menilai proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2016 akan cenderung ke batas bawah perkiraan bank sentral yakni 5-5,2 persen.
"Saat sekarang ini (proyeksi) kami masih antara 5-5,4 persen tapi sebetulnya lebih ke tengah bawah 5-5,2 persen. Jadi sekarang itu mengarahnya ke bawah," kata Gubernur BI Agus Martowardojo saat ditemui usai rapat terkait Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (RAPBNP) 2016 di Banggar DPR RI, Jakarta, Kamis.
Menurut Agus, risiko perlambatan ekonomi dunia masih menjadi faktor melambatnya pertumbuhan ekonomi domestik di mana permintaan terhadap produk-produk Indonesia masih relatif rendah yang kemudian menyebabkan melemahnya kinerja ekspor.
"Kami juga amati kuartal pertama 2016 itu kan ada pelemahan dari industri jasa dan juga industri konstruksi," ujar Agus.
Agus juga menuturkan, masih melambatnya pertumbuhan ekonomi dalam negeri di mana pada kuartal pertama hanya tumbuh 4,92 persen, juga masih merupakan dampak dari pelemahan ekonomi dunia.
Apabila dibandingkan dengan kuartal IV-2015 yang tumbuh di atas 5 persen, ia menganggap hal tersebut wajar mengingat besarnya pengeluaran pemerintah tiap akhir tahun.
"Kalau 4,9 persen ini (kuartal I) itu kan ada peran dari ekonomi dunia yang melemah dan harga komiditi. Ke depannya masih akan seperti itu," kata Agus.
Ke depan, lanjut Agus, pengeluaran pemerintah di semester I 2016 diharapkan akan didukung oleh investasi swasta yang selama ini masih belum begitu membaik sehingga pertumbuhan ekonomi dapat meningkat dibandingkan sebelumnya.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016