New York (ANTARA News) - PBB bersama para peneliti, ilmuwan, pengusaha pabrik, badan internasional serta perusahaan komersial dari 13 negara Eropa dan AS mulai Senin bertemu membahas alat seharga 1.000 dolar AS yang dapat secara cepat membantu upaya memerangi flu burung dan berbagai penyakit ternak lainnya. Pertemuan tersebut, menurut keterangan PBB yang dikeluarkan di New York, Senin, akan berlangsung di Wina, Austria, selama lima hari, dengan agenda membicarakan perkembangan dan potensi alat-alat yang mudah dibawa ke mana-mana (portable) untuk meneliti contoh virus dan menemukan penyebab kematian terhadap unggas. Pertemuan merupakan bagian dari proyek riset senilai 500.000 dolar yang dilakukan secara bersama-sama oleh FAO dan Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Pembahasan dilakukan oleh wakil dari AS, Inggris, China, Nigeria, Swedia, Belanda, Austria, Ghana, Burkina Faso, Afrika Selatan, Vietnam, Philipina, Australia, serta badan internasional dan perusahaan komersial AS dan Eropa. Alat utama yang sedang dalam pembahasan di pertemuan itu adalah sebuah sistem atau alat pengujian senilai 1.000 dolar yang bentuknya lebih kecil dari pesawat televisi. Alat tersebut kemungkinan besar akan diciptakan dalam bentuk yang lebih kecil lagi, bahkan hingga menyerupai "laboratorium seukuran pena". Alat ini, seperti yang diungkapkan Badan Pangan Dunia (FAO), bisa dipakai untuk mendeteksi flu burung, termasuk virus H5N1 yang telah membunuh jutaan unggas serta sekitar 170 manusia. Di Indonesia sendiri, kasus flu burung atau avian influenza pada manusia telah ditemukan setidaknya pada 81 orang sejak tahun 2005, yang 65 di antaranya meninggal. Menurut FAO, sistem pendektesian yang sedang dibahas itu juga dapat digunakan untuk mengirimkan hasil-hasil penelitian ke pusat pengawasan utama sehingga penyebaran virus dapat dicegah secara lebih cepat. Kasus flu burung yang mulai merebak di Asia pada tahun 2003 dan melebar ke Eropa serta Afrika, diperkirakan telah merugikan sektor peternakan unggas setidaknya 10 miliar dolar AS sejak November 2003. (*)
Copyright © ANTARA 2007