Beberapa menteri OPEC menyatakan berharap bahwa pasar minyak akan membaik pada semester kedua tahun ini setelah harga terpukul oleh pasokan berlimpah, karena Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak siap untuk membuka pertemuan enam bulanan pada Kamis di Wina.
Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli, turun sembilan sen menjadi 49,01 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Agustus, di hari pertama perdagangannya sebagai patokan Eropa, berada di 49,72 dolar AS per barel, turun 17 sen dari penutupan Selasa.
Pertemuan OPEC bertepatan dengan ukuran pasar utama, laporan minyak mingguan Departemen Energi AS, tertunda sehari karena libur pada Senin.
Sebagian besar analis tidak memperkirakan kartel 13 negara akan mengumumkan sebuah tindakan untuk mengurangi produksi, terutama karena harga telah berbalik naik (rebound) hampir 90 persen dari posisi terendah Februari.
OPEC, yang memproduksi sekitar sepertiga dari minyak mentah dunia, telah memberikan kontribusi signifikan terhadap kelebihan pasokan, yang dipimpin oleh Arab Saudi.
"Ada beberapa rumor beredar bahwa mereka dapat mencapai beberapa jenis pagu produksi. Ini membantu mengangkat harga dari posisi terendah mereka hari itu," kata Mike Dragosits dari TD Securities.
Tim Evans dari Citi Futures mengatakan prospek untuk pembatasan produksi terbatas, "karena Iran masih berniat mendorong produksinya lebih tinggi dan yang lain-lainnya berencana untuk melakukan hal yang sama." Dia menambahkan bahwa pemulihan harga "telah mengurangi motivasi untuk setiap perubahan dalam kebijakan."
Harga minyak pekan lalu melampaui 50 dolar AS untuk pertama kalinya tahun ini, dibantu oleh gangguan produksi di Kanada dan Nigeria.
Menteri Perminyakan Venezuela Eulogio del Pino, anggota OPEC, mencatat penghentian produksi mereka adalah peristiwa sementara. "Ini bukan situasi pasar, itu beberapa keadaan," katanya. "Ketika situasi seperti itu hilang, apa yang akan terjadi?," katanya dilaporkan Reuters.
(A026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016