Prioritas utama infrastruktur berbagai hal, termasuk listrik. Untuk meningkatkan sektor pertanian, konektivitas (infrastruktur) sangat penting

Kuala Lumpur (ANTARA News) - Indonesia mengajak negara-negara di kawasan Asia Tenggara untuk memprioritaskan pembangunan infrastruktur agar antara satu negara dengan negara lainnya di kawasan bisa terhubung sehingga tercipta kesetaraan ekonomi.

"Prioritas utama infrastruktur berbagai hal, termasuk listrik. Untuk meningkatkan sektor pertanian, konektivitas (infrastruktur) sangat penting. Demikian juga dengan penciptaan lapangan kerja juga membutuhkan konektivitas," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla saat berbicara dalam Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum on ASEAN) 2016 di Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu.

Ia sangat yakin konektivitas bisa menciptakan kesetaraan antarnegara anggota ASEAN. "Filosofi kami kesetaraan dan kesejahteraan dengan negara lain. Butuh kerja keras memang, seperti bagaimana meningkatkan UMKM menjadi lebih baik," ujarnya.

Ia mengakui membangun konektivitas itu tidak mudah. "Apalagi bagi Indonesia sebagai negara kepulauan, memang sulit konektivitas. Namun kami upayakan hal tersebut," ujarnya menambahkan.

Dalam pertemuan yang dihadiri oleh Perdana Menteri Malaysia Mohamad Najib Bin Tun Abdul Razak selaku tuan rumah, PM Kamboja Samdech Techo Hun Sen, PM Timor Leste Rui Maria Araj, dan Deputi PM Vietnam Trinh Dinh Dung, Kalla mengemukakan bahwa stabilitas politik dan keamanan di ASEAN menjadi modal utama untuk menarik investor.

"Pemerintah Indonesia telah bekerja meningkatkan kesetaraan. Bahkan, sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim, kami telah menjadi contoh bagaimana pluralisme itu terjalin. Hal ini menjadi modal bagi pertumbuhan ekonomi kami," katanya saat berbicara dengan mengggunakan bahasa Inggris tanpa teks itu.

Selain kerja sama di antara negara sekawasan, Wapres juga menekankan pentingnya berkompetisi untuk meningkatkan kesetaraan. "Contohnya kami punya banyak tenaga kerja, banyak perusahaan besar, seperti sepatu dan garmen," ujarnya.

Namun kompetisi itu harus dilakukan secara sehat. "Silakan buka pabrik di negara kami asal harganya cocok. Kalau mereka buka pabrik, terus mereka menjual ke nagara lain dengan harga mahal, itu namanya bukan kesetaraan," katanya.

Menurut dia, ASEAN harus bisa meningkatkan kesejahteraan di kawasan melalui kerja sama antaranggota ASEAN dan dengan beberapa negara lain.

"Kalau Anda bisa memberikan penghasilan lebih banyak kepada rakyat dan rakyat kami mampu membelinya, maka hal itu akan lebih baik lagi," kata Kalla.

WEF on ASEAN 2016 merupakan pertemuan regional pertama dengan fokus spesifik mengenai ASEAN yang digelar di Kuala Lumpur pada 1-2 Juni.

Sebelumnya, pertemuan WEF di kawasan yang disebut sebagai WEF on East Asia itu diselenggarakan di Indonesia pada 2011 dan 2015, Filipina (2014), Myanmar (2013), Thailand (2012), dan Vietnam (2010).

WEF on East Asia 2011 di Jakarta dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan pada 2015 oleh Presiden Joko Widodo.

Forum tersebut merupakan ajang pertemuan bagi para pemimpin politik, pelaku bisnis, akademisi, dan masyarakat lainnya guna membahas berbagai agenda, tantangan, dan solusi regional dan global.

Forum itu bersifat lebih kepada pertukaran gagasan, wacana, dan bukan sebagai ajang pengambilan keputusan.

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016