"Meski melemah, fluktuasi kurs rupiah di pasar valas domestik masih relatif stabil seiring dengan data inflasi Mei yang relatif terjaga," kata analis Platon Niaga Berjangka Lukman Leong di Jakarta, Rabu.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Mei 2016 terjadi inflasi sebesar 0,24 persen, maka inflasi tahun kalender Januari-Mei 2016 tercatat 0,4 persen dan laju inflasi secara tahunan (year on year) 3,33 persen.
Menurut dia, potensi rupiah kembali menguat terhadap dolar AS cukup terbuka seiring dengan komitmen pemerintah yang terus berupaya menjaga harga bahan pokok menjelang puasa yang jatuh pada Juni dan Hari Raya Lebaran pada Juli tahun ini.
"Inflasi yang terkendali akan membuat laju rupiah menjadi stabil bahkan cenderung menguat," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, Bank Indonesia diperkirakan juga masih melakukan intervensi di pasar valas domestik sehingga tekanan yang terjadi pada rupiah tidak terlalu dalam pada hari ini (Rabu, 1/6).
Di tengah potensi kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat, ia mengharapkan bahwa pelaku pasar uang tetap berhati-hati dalam mengambil posisi di aset berdenominasi rupiah dikarenakan dampak kebijakan moneter Amerika Serikat akan mempengaruhi investor global.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Rabu (1/6) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.671 dibandingkan hari sebelumnya (31/5) Rp13.615.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016