Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan telekomunikasi Cisco mengeluarkan hasil penelitian terbarunya, “Roadmap Digital Value di Industri Bank Ritel”, yang mengungkapkan Digital Value at Stake (VaS) untuk bank ritel sebesar 405,3 miliar dolar AS yang bisa dicapai dalam kurun waktu 2015-2017.
Studi tersebut memaparkan penggunaan solusi digital yang mendorong nilai atau pendapatan dan pengembalian investasi tercepat pada bank ritel, juga menggambarkan roadmap atau peta jalan untuk pencapaian value tersebut.
"Kemampuan teknologi digital dalam menciptakan dan mendorong peluang pendapatan, digabung dengan kemampuan untuk menurunkan biaya operasional melalui proses bisnis yang terdigitalisasi, akan menciptakan peluang yang menggiurkan," kata Jason Bettinger, Director of Financial Services Cisco’s Business Transformation Group, dalam siaran pers yang diterima ANTARA News, Rabu.
"Namun, masih banyak bank yang bergerak lambat, atau bahkan tidak sama sekali. Dengan menunda digitalisasi pada bisnis mereka atau menunda inisiatif teknologi baru, bank tidak hanya berisiko kehilangan peluang Value at Stake, tetapi juga berisiko tersingkir dari bisnis perbankan," lanjut dia.
Sebelumnya, di tahun 2015 sektor layanan keuangan secara keseluruhan hanya mampu mencapai 29 persen dari peluang pendapatan tersebut. Selain lambatnya pertumbuhan dan inovasi, menurut Cisco lemahnya cybersecurity juga menjadi kendala besar.
Cisco menyebut persoalan terkait cybersecurity telah menghambat bank ritel dalam mengadopsi teknologi dan model bisnis digital. Hal itu menyebabkan mereka kehilangan lebih dari 70 persen peluang pendapatan tersebut.
Menurut Cisco, dengan investasi teknologi yang tepat seperti analytic, mobility, video, dan model pengiriman tervirtualisasi atau virtualized delivery model, dan dengan perencanaan navigasi risiko keamanan, bank ritel dapat menciptakan sebuah blueprint untuk menangkap bagian dari ratusan dari miliaran di Digital Value at Stake.
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016