...kalau mau kuliah yang lulus SMA tidak boleh patah semangat. Dan mulai tahun ini untuk anak pemegang KJP asal bisa diterima PTN kami berikan Rp18 juta per tahun."

Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan memberikan bantuan Rp18 juta per tahun kepada anak pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

"Kasih KJP nanti, kalau mau kuliah yang lulus SMA tidak boleh patah semangat. Dan mulai tahun ini untuk anak pemegang KJP asal bisa diterima PTN kami berikan Rp18 juta per tahun," kata Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang akrab dipanggil Ahok di Jakarta, Rabu.

Ahok berharap dengan memberikan uang kuliah tidak ada anak yang patah semangat dan tidak ingin ada anak yang tidak sekolah di Jakarta, tapi kalau masuk swasta dia tidak bisa berjanji untuk bantuannya.

"Untuk yang masuk swasta saya nggak berani janjiin saya bila Insya Allah, kami punya Yayasan Beasiswa Jakarta, tapi kalau masuk Perguruan Tinggi yang agama, kami bantu dari Bazis DKI," kata Ahok.

Bantuan dengan menggunakan dana dari Bazis DKI yang terkumpul dari masyarakat yang bayar zakat, Pemprov DKI Jakarta mempergunakan untuk membuat bangun Mesjid dan biaya anak sekolah sekarang, semua ditransfer non-tunai, katanya.

Hal tersebut Ahok lakukan karena bercermin atas lingkungan di sekitarnya saat tinggal di Belitung. Dia menceritakan banyak teman-temannya yang pintar, tapi karena orang tua tidak mampu mereka waktu SMA jadi malas belajar.

"Saya tanya kenapa, mereka jawab karena saya anak Pak Uke bisa kuliah, kalau mereka tidak bisa dan buat apa rajin belajar. Makanya almarhum bapak saya suka ngomel mengingatkan kalau saya bukan paling pinter di kampung, cuman hanya beruntung jadi anaknya," katanya.

Saat jadi Bupati Belitung, Ahok mengirim empat orang untuk kuliah di Universitas Trisakti satu orang kuliah jurusan yang sama dengan Ahok dan terbukti rata-rata lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,85 dan 3,9, sedangkan Ahok saat lulus S1 dari Universitas Trisakti IPKnya 2,7.

Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016