Jakarta (ANTARA News) - PT Gelora Trisula Semesta (GTS) selaku operator liga Indonesia Soccer Championship (ISC) membantah jika komite disiplin (komdis) telah diambil alih oleh PSSI.
"Komdis itu independen, bukan juga dari operator, sehingga informasi pengalihan ke PSSI itu tidak tepat," kata Direktur Kompetisi dan Regulasi PT GTS, Ratu Tisha Destria ketika ditemui Antara di Kantor PT Liga Indonesia, kawasan Epicentrum, Jakarta, Selasa.
Ia juga mengatakan bahwa PT GTS pun tidak berwenang untuk mengatur Komdis Regulasi pertandingan karena memang sudah dipersiapkan tim yang independen tanpa campur tangan.
Menurut infomasi yang beredar, disebutkan beberapa lalu bahwa PSSI berkeinginan untuk ambil alih Komdis ISC, hal tersebut lantaran beberapa kejadian ketidakdisiplinan terkait keamanan penyelenggaraan pertandingan.
Sekretaris Jenderal PSSI Azwan Karim sebelumnya mengeluhkan atas kejadian yang terjadi di awal kompetisi ISC bergulir, terutama kericuhan antar suporter.
"Sebelum PSSI dibekukan angka kerusuhan suporter antar klub semakin menurun dan minim kejadian, nah ini kompetisi baru berjalan beberapa pekan awal sudah terjadi kerusuhan, bahkan ada yang sampai jatuh korban, sangat disayangkan," kata Azwan.
Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa setelah PSSI dicabut pembekuannya, harusnya semua kegiatan sepak bola Nasional berada di bawah PSSI. Hal ini menyangkut dengan sektor yudisial (komdis) yang memang seharusnya berada di bawah naungan PSSI.
Azwan juga menegaskan bahwa kode etik disiplin tidak bisa menggunakan cara masing-masing, karena hal itu sudah ada pakemnya. Sedangkan komdis di ISC, merupakan perwakilan dari tiap klub, yang bermain di liga tersebut.
"Kedepannya, kami tidak mau hal tersebut terjadi lagi, tidak boleh ada kerusuhan, apalagi hingga jatuhnya korban jiwa di salah satu pendukung, saya harap kejadian Persegres Gresik United dan PS TNI adalah yang terakhir, hal itu harus dipastikan," tambah Azwan.
Pewarta: Afut Syafril
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016