Dengan kerja keras Menteri Pertanian, Menteri BUMN, Menteri Perdagangan, harga bawang sudah turun,"
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertanian Amran Sulaiman menginginkan media tidak hanya menyoroti naiknya harga sejumlah komoditas seperti bawang merah, tetapi harga bawang merah yang saat ini sudah mulai turun juga seharusnya digemakan luas.
"Dengan kerja keras Menteri Pertanian, Menteri BUMN, Menteri Perdagangan, harga bawang sudah turun," kata Amran Sulaiman kepada wartawan setelah membuka acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian Nasional (Musrenbangtan) Tahun 2016 di Jakarta, Selasa.
Dia menginginkan media dapat menulis dan menyebarkan kepada masyarakat mengenai tren harga seperti komoditas bawang yang dinilai saat ini sudah turun dan sudah stabil.
Menurut dia, dengan kerja keras pula tidak hanya mengakibatkan harga bawang merah saat ini sudah turun, tetapi juga berhasil pula menurunkan impor jagung hingga 50 persen pada tahun ini.
Dalam acara Musrenbangtan tersebut, Mentan di hadapan ratusan perwakilan dinas pertanian di Tanah Air mengemukakan kekecewaannya karena yang disorot biasanya hanya mengenai impor dan bukan ekspor.
Mentan mencontohkan, Indonesia sebenarnya telah mengekspor bawang hingga 1 juta ton, tetapi yang lebih diperhatikan adalan rencana impor sekitar 2.500 ton bawang pada saat menjelang datangnya bulan puasa kali ini.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman meyakini komoditas bawang merah tidak perlu diimpor karena produksi saat ini memadai dan berdasarkan harga komoditas tersebut di sejumlah pasar saat ini sudah turun.
"Saya tidak akan mengeluarkan izin impor bawang karena masih surplus," kata Amran Sulaiman di Jakarta, Selasa (24/5).
Menurut dia, di sejumlah pasar seperti di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, harga bawang saat ini telah berada di kisaran Rp16.000-20.000 per kilogram.
Amran menilai bila ada kenaikan di sejumlah tempat, itu karena ada permasalahan pada jalur distribusinya.
Sebelumnya, Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KKPU) M. Syarkawi Rauf menegaskan saat ini tidak relevan jika pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk membuka kran impor bawang merah, sebab stok di Tanah Air melimpah.
"Indonesia masih surplus, sehingga tidak relevan jika ditempuh langkah mengimpor bawang merah. Yang relevan itu mengatur pasokan, intervensi pasar dengan cara menyerap saat musim panen," kata Syarkawi Rauf ditemui saat inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Sukomoro, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Senin (9/5).
Syarkawi mengatakan, produksi bawang merah di Indonesia mencapai 1,2 juta ton, padahal konsumsi hanya sekitar 975 ribu ton per tahun, sehingga dipastikan masih surplus. Pada 2016, diperkirakan produksi mencapai 1,1 juta ton, dan dengan konsumsi yang sama, juga pasti ada surplus.
Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016