Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Agama menggandeng Perguruan Tinggi Ilmu Alquran guna memperluas akses masyarakat terhadap "Program 5.000 Doktor" yang dicanangkan pemerintah.

"Harapan ke depan, PTIQ akan menjadi mercusuar untuk berbagai disiplin keilmuan dalam perspektif Alquran dan tafsir," kata Ketua Panitia Seleksi "Program 5.000 Doktor" di PTIQ, Nur Arfiyah Febriyani, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.

Dia mengatakan PTIQ fokus pada keilmuan berbasis studi Alquran dan tafsir agar berbeda dengan perguruan tinggi lainnya. Menurut dia, prodi ilmu Alquran dan tafsir memiliki kekhasan, antara lain mencetak periset tafsir yang mengintegrasikan ilmu naqliyah, amaliah dan ilmiah.

"Program 5.000 Doktor" pada 2016 memasuki tahun kedua. Selain Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN), Kemenag juga bermitra dengan sejumlah PTKI swasta. Sebelumnya kementerian ini menggandeng UNISMA Malang dan UMY Yogyakarta.

Menurut Nur, "Program 5.000 Doktor" di PTIQ diminati lebih dari 100 orang peserta. Akan tetapi, setelah validasi, hanya 51 orang peserta yang dinyatakan layak untuk mengikuti seleksi tahun ini.

"Khusus di kampus PTIQ sendiri, terdapat 30 orang peserta yang mendaftar dengan tempat tes dan kampus tujuannya di PTIQ. Selebihnya, sebanyak 21 orang tersebar di berbagai perguruan tinggi penyelenggara dengan kampus tujuan studi di PTIQ," kata dia.

PTIQ sejauh ini berstatus akreditasi BAN-PT dengan kategori B dengan angka 349 pada tahun 2015 sehingga menjadi nilai tawar tersendiri bagi para lulusan "Program 5.000 Doktor".

Sementara itu, masih kata dia, terdapat 11 peserta yang mengikuti seleksi 5.000 Doktor di PTIQ dengan kampus tujuan yang berbeda-beda. Terdapat enam peserta dengan tujuan UIN Medan, dua peserta memilih UIN Bandung, satu peserta membidik UIN Palembang, satu peserta menyasar UIN Arraniry Aceh dan satu peserta menarget UIN Walisongo Semarang.

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016