Beijing (ANTARA News) - Presiden China Xi Jinping berjanji meningkatkan dukungan pemerintah bagi perusahaan-perusahaan teknologi dalam upaya meningkatkan daya saing negara yang juga bisa memunculkan kekhawatiran mengenai proteksionisme.
Beijing telah menggencarkan apa yang disebut dengan strategi Internet Plus dan Made in China 2025, yang ditujukan untuk menjadikan perusahaan-perusahaan China sebagai pemimpin teknologi dunia dan meminta peningkatan progresif penggunaan komponen domestik dalam industri-industri prioritas seperti robotika dan perlengkapan kedirgantaraan.
Kelompok-kelompok bisnis luar negeri telah mengutarakan kekhawatiran bahwa kebijakan yang demikian dapat membatasi kesempatan perusahaan asing di China dan dapat menghentikan inovasi.
"Untuk menjadi kekuatan ilmiah dan teknologi utama di dunia, negara harus menjadi juara dalam institut kelas atas, universitas berorientasi riset dan perusahaan yang berorientasi kepada inovasi," kata kantor berita Xinhua mengutip pernyataan Presiden Xi dalam sebuah kegiatan ilmiah pada Senin.
Xi mengatakan bahwa negara akan "memberikan dukungan lebih besar kepada perusahaan-perusahaan teknologi", terutama perusahaan kecil dan menengah, mengatur ulang sejumlah institusi dan universitas riset, dan merencanakan pengembangan pusat-pusat kota dan kawasan agar bisa lebih menarik untuk industri inovasi.
"Keuntungan terbesar kita adalah bahwa kita, sebagai sebuah negara sosialis, dapat menggabungkan sumber-sumber daya dalam sebuah misi besar," kata Xi dalam komentar yang dilaporkan pada Senin malam.
Dia juga berjanji akan memberi kuasa lebih kepada para ilmuwan untuk mengalokasikan pendanaan dan mengarahkan penelitian mereka menurut laporan Xinhua.
Seperti diwartakan kantor berita Reuters, Xi tidak menyebutkan secara spesifik dukungan itu hanya akan ditujukan kepada perusahaan teknologi domestik.
Namun para pejabat China telah mengatakan bahwa kebijakan mereka tidak akan menyasar perusahaan-perusahaan asing secara tidak adil dan berulang kali berjanji meningkatkan perlindungan hak kekayaan intelektual untuk menarik lebih banyak investasi asing.(Uu.KR-MBR)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016