Kita sedang membahas untuk tetap melanjutkan rencana kerja sama pengelolaan migas dengan Iran."Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) jajaki kemungkinan bekerja sama dengan Iran untuk memasok gas elpiji, crude oil dan mengembangkan investasi di sektor hulu migas.
"Kita sedang membahas untuk tetap melanjutkan rencana kerja sama pengelolaan migas dengan Iran," kata Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto, usai menggelar Pra Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), di Kantor Kementerian BUMN, di Jakarta, Senin.
Dwi Sutjipto bersama jajaran direksi diterima oleh Sekretaris Menteri BUMN Imam Apriantono dan Deputi Menteri BUMN Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Edwin Hidayat Abdullah.
Dwi menjelaskan, salah satu yang dibahas dalam pertemuan itu adalah rencana tetap melanjutkan kerja sama dengan Iran untuk memasok elpiji ke Indonesia.
Alasannya, karena harga elpiji di negara Iran relatif lebih murah dan bersaing dibanding harga di negara lain.
"Selain sebagai pemasok elpiji, kita juga siap bekerja sama untuk pengelolaan minyak mentah (crude oil) dalam pengembangan industri hulu migas di Iran," kata Dwi.
Ia menambahkan, Pertamina sudah menyampaikan minat dan sekarang sedang mengikuti tender-tender pengelolaan blok migas di Iran.
"Saya rasa kerja sama dengan Iran merupakan peluang yang cukup bagus untuk direalisasikan," katanya.
Sebelumnya pada pada 26 Mei 2016, Pertamina resmi menandatangani kerja sama dengan perusahaan minyak dan gas bumi asal Rusia, Open Joint-Stock Company (OJSC) Rosneft.
Salah satu perjanjian kerja sama Pertamina dengan Rosneft adalah pengembangan proyek Grass Root Refinery Tuban dan peluang kerjasama di bisnis hulu.
Penandatangan kerja sama tersebut disaksikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, dan Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto.
Kerja sama tersebut menjadi sangat penting, bukan hanya nilai investasi yang besar, tetapi untuk pertama kalinya ada investasi yang mengkombinasikan kilang dengan petrokimia.
Proses konstruksi proyek Grass Root Refinary Tuban ditargetkan dapat selesai pada 2021.
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016