London (ANTARA News) - Permainan anak-anak khas Indonesia, bermain congklak, dan belajar membatik menarik perhatian anak-anak Hungaria dalam acara Hari Kanak-kanak yang diselenggarakan Kantor Walikota Budapest, di lapangan kota, Varosligeti Park, Budapest.
Duta Besar Indonesia untuk Hongaria, Wening Esthyprobo, memimpin langsung promosi kekayan produk budaya dan sosial Indonesia melalui anak-anak itu, demikian Pejabat Penerangan dan Sosial Budaya Kedutaan Besar Indonesia di Budapest, Yudhi Gunawan, Senin.
Tenda Indonesia unik berbentuk heksagonal berukuran dihiasi bendera Merah Putih diramaikan berbagai macam poster kehidupan dan permainan anak-anak Indonesia. Tenda itu selalu dipenuhi tidak hanya anak-anak akan tetapi juga orang dewasa yang ingin mengetahui Indonesia lebih dekat.
Esthyprobo, menurut penjelasan Gunawan, menjelaskan, dengan memberikan pemahaman kepada anak-anak dan masyarakat Hungaria pada umumnya yang diberikan secara lugas dan menarik maka diharapkan pengenalan Indonesia dapat mengenai sasarannya.
Anak-anak Hongaria menjadi lebih tahu letak geografis dan kekhasan Indonesia melalui permainan mewarnai berbagai binatang khas Indonesia, di antaranya komodo, harimau, burung cendrawasih atau bangunan bersejarah Borobudur, Pura Ulu Watu di Bali, atau penari bali, dan lain-lain.
Bahkan ada anak-anak Hungaria yang mengutarakan keinginannya bertamasya ke Indonesia kepada orangtuanya.
Hari Kanak-kanak merupakan salah satu forum yang dapat dimanfaatkan promosi Indonesia serta pengenalan lebih dini terhadap dunia anak dan permainan anak Indonesia serta kebudayaan memperkenalkan dan memperluas wawasan generasi penerus calon calon pemimpin masa depan.
Anak-anak setempat juga diberi pengarahan memainkan congklak, yang anak-anak congklak-nya memakai kewuk atau kulik kerang kecil yang tidak dapat ditemukan di Hungaria.
Sambil sibuk dan seru bermain congklak, dari dalam tenda diperdengarkan berbagai lagu-lagu daerah anak-anak dari seluruh wilayah Indonesia, di antaranya Cublak-cublak Suweng, Gundul-gundul Pacul, Apuse, Manuk Dadali, O Ina Ni Keke, Butet, Jaranan, Rek Ayo Rek, Soleram dan masih banyak lagi.
Anak-anak juga mendengarkan cerita singkat epos Rama dan Shinta yang dibawakan perempuan dalang Hungaria, Dus Polett, mantan penerima beasiswa darmasiswa Indonesia. Polett melibatkan anak-anak dalam cerita pewayangannya secara interaktif.
Anak-anak dunianya bermain dan itu juga yang terjadi saat anak-anak Indonesia bertemu dengan anak-anak Hungaria. Mereka bersama-sama bermain dan juga menampilkan tarian bersama.
Pewarta: Zeinita Gibbons
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016