"Total 28 Houthi (pemberontak Syiah) dan 20 personel kami tewas dalam pertempuran, yang terus berlanjut hingga malam," kata Jenderal Misfer al-Harithi yang memimpin Batalion Infanteri ke-19 Angkatan Darat kepada kantor berita AFP.
Sebelumnya, Harithi mengatakan bahwa ada 28 pemberontak dan 14 tentara yang tewas.
Dia mengungkapkan bentrokan meletus ketika pemberontak dan pasukan sekutu yang setia kepada mantan presiden Ali Abdullah Saleh menyerang posisi pemerintah di Distrik Bayhan di perbatasan antara Provinsi Shabwa dan Marib.
Tentara, menurut dia, melancarkan serangan balasan dan memukul mundur pemberontak.
"Pasukan kami berhasil merebut kembali beberapa posisi," kata Harithi seperti dikutip kantor berita AFP.
"Kami tidak akan berhenti bertempur sampai kami menguasai seluruh sektor," ia menambahkan.
Area yang menjadi tempat pertempuran merupakan satu-satunya bagian Provinsi Shabwa yang masih dikuasai oleh pemberontak yang didukung Iran.
Pasukan yang setia pada Presiden Abedrabbo Mansour Hadi, yang didukung koalisi pimpinan Arab Saudi, berhasil memukul mundur para pemberontak dari Shabwa dan empat provinsi di bagian selatan yang lain pada musim panas.
Pertempuran Minggu meletus meski pada awal April ada gencatan senjata yang menata jalan menuju perundingan damai di Kuwait.
Lebih dari 6.400 orang tewas di Yaman sejak koalisi mulai melancarkan serangan pada Maret 2015 untuk melawan para pemberontak yang menduduki ibu kota dan maju ke tempat perlindungan Hadi di selatan, memaksa dia melarikan diri ke Riyadh.
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016