Turun dengan komposisi lima pemain terbaiknya --Rachmad Febri Utomo, Mario Wuysang, Muhammad Thoyib, Jamarr Andre Johnson dan Sandy Febiansyakh-- langsung menguasai kuarter pertama.
Bahkan memasuki menit ke 05:42, tim asal Surabaya itu unggul dengan selisih tiga bola (8-2). Pelatih Pelita Jaya, Benjamin Alvarezisipin III segera meminta time out untuk menyusun ulang skema timnya.
Pada laga yang dimainkan di Britama Arena, Kelapa Gading, Jakarta, CLS yang dilatih Wahyu Widayat Jati mengendalikan permainan pada kuarter pertama dengan minimnya turn over.
Buruknya penyelesaian akhir para pemain Pelita Jaya pimpinan point guard Kelly Purwanto, membuat permainan tim asal Jakarta itu tidak bisa berkembang sehingga CLS menutup kuarter pertama dengan 17-8.
Menjelang akhir kuarter pertama, Wahyu Widayat Jati dengan nyaman mulai menurunkan lapis kedua mereka yang permainannya sama berkelasnya dengan pemain inti.
Baik Katon, Bima Risky, Arif Hidayat, Kaleb maupun Herman baru tampil lagi paska hukuman dua kali larangan pada babak semifinal lalu, ternyata tidak tampil sebagai pelengkap semata. Dan CLS pun menutup paruh pertama dengan 40-22.
Pelita Jaya memperkecil ketertinggalannya menjadi 29-40 pada sisa waktu 07:46 ketika Brandon Jawato menjadi aktor pencipta momentum kebangkitan Pelita Jaya lewat lemparan tiga angkanya.
Setelah tujuh poin berturut-turut Pelita Jaya menambah angka, pelatih Wahyu Widayat Jati segera menenangkan para pemainnya dengan meminta time out. Untungnya pengatur serangan veteran mereka Mario Wuysang langsung membalas dengan tembakan tiga angka.
Namun Pelita Jaya tidak mau menyerah dengan bangkit dan memperkecil kedudukan 41-52 pada satu menit terakhir. Selang beberapa detik kemudian shooting guard CLS Bima Riski Ardiansyah menambah dua angka sehingga kedudukan 54-41 masih untuk CLS.
Pada 10 menit kuarter akhir menjadi duel yang panjang bagi kedua tim. Pelita Jaya yang tertinggal jauh pada tiga kuarter awal perlahan-lahan mendapatkan momentum. 13 poin tambahan berhasil mereka kemas sekaligus menahan laju perolehan angka CLS dan hanya menyisakan ketinggalan dua angka pada waktu 05:05.
Pertandingan pun semakin panas, protes keras pelatih Pelita Jaya Benjamin Alvarezsipin III berbuah dengan technical foul. Sayang Mario Wuysang tidak mampu mengeksekusi satu kali lemparan bebas.
Menit ke 03:56 Sandy Febiansyakh berhasil menciptakan momentum kebangkitan CLS lewat lemparan tiga angka dari hasil umpan matang Febri, kedudukan pun berubah 59-54. Aroma kemenangan CLS mulai tercium setelah tembakan dua angka Febri masuk sekaligus mengangkat mental permainan tim ini hingga akhirnya CLS menyudahi Pelita Jaya dengan 67-61.
Jamarr Andre Johnson akhirnya terpilih MVP yang dalam ertandingan hari ini ia mencetak double-double 19 poin dan 12 rebound. Sementara pemain Pelita Jaya Brandon Jawato menjadi penyumbang angka terbanyak untuk timnya dengan 21 poin dan 7 rebound.
"Seperti yang sudah saya katakan bahwa kami bisa membuktikan untuk menjadi juara. Karena kami memiliki mental itu. Kemenangan ini saya dedikasikan untuk Tuhan, keluarga dan juga tim CLS Knights Surabaya," kata Wahyu Widayat Jati.
Sementara itu Kapten "Keceng" dari CLS, Sandy Febiansyakh mengatakan, "Ini sungguh luar biasa, akhirnya kami bisa mewujudkan mimpi untuk membawa CLS menjadi juara".
Menanggapi kekalahan timnya, Kepala Pelatih Pelita Jaya Benjamin Alvarezsipin III sportif menerima kekalahan itu.
"Kami sudah menampilkan yang terbaik, hingga lawan sangat sulit untuk mengalahkan kami. Musim depan kami akan semakin baik lagi. Tidak lupa saya ucapkan selamat untuk CLS, untuk coach Wahyu, mereka memperlihatkan kapasitasnya untuk menjadi juara," kata Benjamin.
Pewarta: Afut Syafril
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016