Baghdad (ANTARA News) - Delapan prajurit AS tewas di Irak, enam di antaranya dalam serangan-serangan bom di dan sekitar Baghdad, kata militer AS, Minggu. Empat prajurit tewas dan seorang cedera ketika satuan mereka diserang bom pinggir jalan pada saat melakukan patroli di Baghdad barat pada Sabtu, kata militer dalam sebuah pernyataan. Seorang prajurit lagi cedera ketika satuannya diserang tembakan senjata ringan setelah ledakan tersebut. Dalam insiden terpisah Sabtu, satu prajurit tewas dan tiga lain cedera ketika mereka diserang saat berpatroli dengan berjalan kaki di Baghdad selatan. Seorang lagi prajurit AS tewas pada hari itu akibat luka-luka yang dideritanya dalam ledakan di provinsi bergolak Diyala, sebelah utara Baghdad. Lima prajurit lain cedera dalam ledakan tersebut, kata militer. Seorang prajurit Satuan Tugas Halilintar tewas Sabtu dalam insiden non-tempur di Tikrit, 180 kilometer sebelah utara Baghdad, kata militer AS tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut. Seorang marinir juga tewas Sabtu "ketika melakukan operasi tempur di provinsi Anbar", kata militer AS. Dengan kematian-kematian terakhir itu, jumlah prajurit AS yang tewas di Irak sejak invasi 20 Maret 2003 menjadi 3.220, menurut hitungan AFP yang berdasarkan atas angka-angka Pentagon. Minggu, seorang polisi Irak dan seorang warga sipil tewas dan lima polisi cedera ketika sebuah bom pinggir jalan menyerang patroli polisi di dekat Universitas Al-Mustansiriyah yang terkenal di Baghdad timur, kata beberapa pejabat keamanan. Seorang warga sipil lagi tewas dan seorang cedera dalam serangan mortir di distrik Al-Fadhel, Baghdad pusat. Pasukan keamanan Irak berulang kali diserang oleh gerilyawan yang menentang pemerintah dukungan AS, sementara Universitas Al-Mustansiriyah diserang beberapa kali, termasuk oleh seorang wanita penyerang bom bunuh diri yang menewaskan 40 orang pada Februari. Gerilyawan terus melancarkan serangan-serangan di Baghdad meski 90.000 prajurit AS dan Irak digelar di jalan-jalan di ibukota Irak tersebut sebagai bagian dari Operasi Fardh al-Qanoon (Penegakan Hukum) yang diluncurkan pada 14 Februari untuk memadamkan kekerasan sektarian. Para panglima AS menyatakan bahwa bom-bom pinggir jalan masih menjadi hal yang paling memusingkan, dan mereka melakukan operasi khusus untuk menemukan pabrik-pabrik bom mobil yang disembunyikan di kawasan pedesaan sekitar Baghdad.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007